PALOPO – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palopo membutuhkan waktu 10 hari untuk mengetahui hasil uji laboratorium pada sampel makanan, minuman dan muntah santri Pesantren Modern Datuk Sulaiman (PMDS) bagian putri. Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor BPOM Palopo, Nurtati Rahman saat dihubungi via WhatsApp, Jumat (17/1/2020) malam.
Waktu 10 hari itu dikarenakan sebelum dimasukkan ke dalam laboratorium, terlebih dahulu dianalisis sesuai dengan data epidemiologi yang dikirim dari surveilan Dinkes. Setelah itu, mereka dapat menentukan parameter ujinya.
“Ini sudah sesuai dengan SOP penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan. Setelah dianalisis, kami kemudian baru dapat parameter ujinya. Jadi sampel tersebut butuh proses sekitar 10 hari,” ungkapnya kepada ritmee.co.id.
Oleh karena itu, dia meminta publik untuk bersabar dan tidak membuat spekulasi yang dapat merugikan pihak lain.
“Kami juga telah menguji sampel untuk kandungan pengawet makanan. Hasilnya makanan yang dikonsumsi santri negatif boraks dan formalin,” ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Ardy Yusuf terus memantau perkembangan kasus keracunan massal ini. Pihaknya juga menunggu hasil uji lab BPOM untuk mengambil langkah selanjutnya.
“Kami menunggu hasil uji laboratorium dari BPOM,” singkatnya.
Sebelumnya diberitakan, ratusan santri PMDS Putri Palopo mengalami keracunan massal. Para santri mengeluh pusing, mual, sesak nafas, demam, dan kotoran encer. (liq)