Luwu Timur- Penanggulangan pasca kebocoran pipa minyak milik PT Vale Indonesia Tbk di wilayah Towoti saat ini mengalami kemajuan yang signifikan. Dari sebelas titik penanganan yang dipetakan sejak hari pertama insiden (23/08) lalu, enam titik telah selesai ditangani dengan baik, Kamis (23/10/2025).
Enak titik yang telah selesai ditangani itu, kini tidak lagi ditemukan sisa minyak di aliran air. Meski demikian, perseroan itu tetap melakukan monitoring secara berkala di seluruh lokasi sebagai bentuk komitmen pemulihan yang terukur, terstruktur, dan dapat diaudit.
Head of External Relation PT Vale Indonesia Tbk, Endra Kusuma mengatakan, sejak awal, PT Vale memprioritaskan penghentian aliran minyak, meminimalkan dampak ke masyarakat dan lingkungan, serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan.
“Sejak awal kejadian, kami memprioritaskan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta kondisi lingkungan. Kami mengerahkan seluruh sumber daya untuk meminimalkan dampak dengan menghentikan aliran minyak,” katanya.
Upaya penanganan ini, lanjut Endra, dilaksanakan bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur di bawah dukungan Bupati Luwu Timur beserta PD terkait, forum koordinasi pimpinan daerah, serta unsur masyarakat.
“Seluruh langkah lapangan didokumentasikan, ditinjau, dan diselaraskan dengan prosedur penanggulangan tumpahan minyak dan standar keselamatan kerja yang berlaku,” ujarnya.
Untuk aspek sosial, lanjutnya, PT Vale bersama pemerintah dan perwakilan masyarakat telah menyepakati skema serta mekanisme penyaluran biaya penanganan dampak.
“Proses identifikasi dan verifikasi penerima manfaat saat ini berlangsung dengan prinsip akurat, adil, dan terdokumentasi, guna memastikan akuntabilitas dan mencegah duplikasi,” ucap Endra.
“Dari aspek lingkungan, perseroan bekerja sama dengan akademisi dari beberapa perguruan tinggi untuk melakukan pemantauan berkala kualitas air dan tanah pada titik-titik terdampak,” tambahnya.
Ia menjelaskan, hasil uji laboratorium independen dan terakreditasi menjadi rujukan pengambilan keputusan, termasuk penetapan kriteria tuntas (site closure criteria) sesuai praktik terbaik dan peraturan yang berlaku.
“Data uji dan ringkasan teknis akan dibuka secara bertahap untuk memastikan akuntabilitas publik. Pada 19 Oktober 2025 telah dilaksanakan rapat evaluasi yang dipimpin Menteri Lingkungan Hidup di Depok,” ungkapnya.
Endra juga mengatakan, bahwa PT Vale menyampaikan progres terkini, data uji sementara, serta rencana kerja lanjutan untuk titik yang masih berprogres. PT Vale siap menindaklanjuti seluruh arahan regulator dan memperkuat koordinasi lintas-lembaga.
“Kemajuan tersebut mencakup Titik 2 (Desa Lioka) yang sejak 13 September 2025 tidak lagi memerlukan aktivitas pembersihan karena kejernihan air telah kembali. Kondisi serupa juga telah dicapai di Titik 1 dan Titik 7.
Sementara Titik 3, Titik 8, dan Titik 9 telah selesai pembersihan dan menunggu hasil uji kualitas air dan tanah dari laboratorium terakreditasi,” bebernya.
Seluruh data teknis kata Endra, akan dipublikasikan secara berkala sebagai bagian dari transparansi kepada para pemangku kepentingan.
Sementara itu, Aroyos, warga Desa Lioka yang setiap hari melintasi Titik 2 (jembatan penghubung desa) menyampaikan bahwa, secara kasat mata, aliran air di jembatan penghubung desa itu sudah bersih dan jernih.
“Tadi sore saya lewat (jembatan), saya lihat secara kasat mata memang air sudah jernih, beda sekali dengan awal-awal kejadian. Banyak masyarakat juga saya lihat sudah pakai cuci mobil, cuci motor, yah untuk kebutuhan sehari-hari,” ucapnya. (*)