JAKARTA– Adi Perkasa, bisa dibilang ia adalah pendatang baru diindustri hiburan, khususnya pada bidang musik. Sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia tarik suara, Adi yang juga seorang dosen ini sempat berkerja di salah satu pertambangan yang ada di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Di perusahaan tambang itu ia memegang peran sebagai Media Officer, setelah resign, ia kemudian mencoba menyalurkan bakat menulisnya dan meciptakan beberapa judul lagu yang dikemas dalam album mini bertajuk Kulasentana.
“ Di luar profesi sebelumnya sebagai media officer, saya memang sangat mencintai dunia penulis dan tarik suara, melalui mini album Kulasentana ini saya berbagi pengalaman hidup, mulai dari latar belakang studi, pekerjaan dan yang lainnya,” katanya Jumat (04/02/2022).
Semua problem itu saya kaitkan dengan rumitnya jalan yang saya tempuh untuk memuliakan duka akibat problematika keluarga.
“ Dalam KBBI Kulasentana sendiri berarti keluarga. Ini sejalan dengan Five Stages of Grief, sebuah model yang diinisiasi oleh psikiater bernama Kübler-Ross. Namun, dengan susunan yang menyesuaikan pengalamannya,” terang Adi.
Bukan sekedar sebuah mini album, Kulasentana merupakan gabungan karya fiksi dan musik dalam format digital. Keduanya sudah bisa dinikmati terpisah pada aplikasi web novel dan seluruh pemutar musik secara gratis. Cerita fiksi bersambungnya terdiri dari lima bab, setiap babnya direpresentasikan dalam sebuah lagu yang dirangkum pada mini albumnya.
“ Lagu dengan Tunggu Lain Hari ini merupakan perwakilan dari tahap depresi karena luka masa lalu yang tak kunjung sirna, yang mengisahkan lara menggambarkan tahap penyangkalan melalui mekanisme penanganan setiap individu,” ucapnya Adi Perkasa.
Kemudian Dom Sumurup Ing Banyu, ini terinspirasi dari peribahasa Jawa yang sama dengan judul lagunya, bercerita tentang rasa murka akibat pengkhianatan, kemudian As Much As I Am, lagu berbahasa Inggris menjelaskan proses negosiasi untuk memaafkan dan melupakan karena melihat adanya penyesalan yang begitu dalam. Ditutup dengan Teka-Teki, sebuah lagu tentang penerimaan yang terinspirasi dari permainan teka-teki silang.
“Harapannya saya, cerita bersambung digital dan musik dalam Kulasentana tidak hanya bisa dinikmati secara bersamaan sebagai hiburan bagi dua indera penikmat seni Indonesia. Tetapi juga dapat menjadi teman melewati dan memuliakan segala bentuk duka,” ujar Adi Perkasa.
Selain Adi Perkasa yang menulis sendiri seluruh lirik dan cerita bersambungnya, ada beberapa nama yang ikut berkolaborasi dengannya, diantaranya Andi Armand yang merupakan Produser dari Fourtwnty, Aria Ardikoesoema yang merupakan penyanyi dan pencipta lagu serta Adolf Bernardinus.