JAKARTA — Presiden RI, Jokowi punya alasan tersendiri mengapa memilih Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Jokowi punya harapan dan rasa optimisme yang tinggi akan kemajuan yang hendak dicapai di bidang pendidikan. “Kita ingin melakukan sebuah pendekatan yang berbeda karena dunia berubah begitu cepat. Disrupsi teknologi ini harus disikapi dan oleh sebab itu diperlukan orang yang bisa cepat merespons perubahan itu. Tidak yang menjalankan rutinitas atau monoton,” kata Jokowi kepada sejumlah awak media di Jakarta, kemarin.
Presiden menjelaskan, untuk mendobrak rutinitas dan menghasilkan lompatan kemajuan dalam pendidikan nasional, dibutuhkan figur yang meski tidak memiliki latar belakang dalam dunia pendidikan, namun berani mendobrak hal-hal yang monoton.
“Nadiem, dengan GoJek sebagai portofolio perusahaan rintisan teknologi yang sebelumnya dia dirikan, dianggap sebagai figur yang telah memberikan contoh bagaimana lompatan kemajuan itu dilahirkan dengan memanfaatkan teknologi,” sebut Jokowi.
Bila sebelumnya lompatan kemajuan tersebut dilahirkan dalam sektor layanan transportasi publik, maka Presiden berharap lompatan serupa dapat diterapkan dalam dunia pendidikan di Tanah Air.
“Saya sudah hitung bahwa dalam mengelola manajemen besar ini memang harus memakai yang namanya teknologi tanpa kita menggeser tujuan dari pendidikan kita, yaitu membangun karakter bangsa, membangun jati diri bangsa, tanpa keluar dari itu. Ini keinginan kita, ada sebuah cara sehingga kecepatan perubahan itu betul-betul bisa kita antisipasi,” ujar Jokowi.
“Siapa yang sudah terbukti menguasai seperti itu? Ya beliau itu. Sudah kok, sudah membuktikan kok. Bisa enggak dari situ dibawa ke dunia pendidikan? Ini yang mau kita buktikan,” imbuhnya menambahkan.
Meski demikian, perubahan besar semacam itu disadari oleh Jokowi membutuhkan upaya dan ketekunan yang keras. Lompatan kemajuan tersebut dipandang juga memerlukan waktu untuk dapat dirasakan kehadiran atau manfaatnya.
“Beliau sudah menyampaikan pada saya, bisa Pak, tapi beri waktu saya. Ya saya beri waktu boleh. Kita lihat nanti. Saya tidak mau rutinitas, intinya itu,” tuturnya.
Jokowi sendiri sudah meminta Mendikbud untuk terlebih dahulu berkeliling Indonesia dan menyaksikan sendiri bagaimana lingkungan pendidikan yang selama ini berjalan, khususnya di luar Pulau Jawa. Sebaran wilayah Indonesia yang memang cukup luas memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam memastikan akses dan kualitas pendidikan yang merata di Tanah Air. (*/asm)