Anggaran Pembangunan Kereta Gantung Palopo Diproyeksi Ratusan Miliar, Didanai Investor Jepang

Walikota Palopo, HM JUdas Amir bersama Wakil Direktur Urban Design of Matsuyama, Prof Tsuyoshi Hatori mengunjungi Bukit Kambo dan perbatasan Battang Barat pada Maret 2019 lalu.

PALOPO –Anggaran pembangunan menara Palopo tahun 2020 mendatang diproyeksi sebesar Rp103 miliar. Dana itu akan diperoleh pemkot dari pinjaman PT SMI, sebuah perusahaan negara dibawah naungan kementerian keuangan.

Selain menara, pemkot juga akan membangun kereta gantung di Bukit Kambo. Dananya juga terbilang besar. Jika Menara menggunakan dana pinjaman, dana pembangunan kereta gantung diperoleh dari investor asal Jepang. “Ini kalau kita bangun, dananya ratusan miliaran juga,” kata Kepala Bappeda, Firmanza Jumat (29/11/2019) malam di gedung DPRD Palopo.

Bacaan Lainnya

Diketahui, pada bulan Maret 2019 lalu, Wakil Direktur Urban Design of Matsuyama, Prof Tsuyoshi Hatori mengunjungi Bukit Kambo dan perbatasan Battang Barat. Investor inilah yang nantinya akan membangun kereta gantung.

Dalam kunjungan tersebut, Prof Tsuyoshi Hatori bersama Walikota terlibat peerbincangan serius. Dimana saat menikmati suasana Bukit Kambo, Prof Tsuyoshi Hatori akan merencanakan membangun kereta gantung di bukit Kambo.

”Kunjungan Prof Tsuyoshi Hatori di Bukit Kambo mengutarakan keinginannya bekerjasama dengan Pemkot Palopo rencana membangun kereta gantung di Bukit Kambo,” kata Walikota di sela-sela kunjungannya saat itu.

Kunjungan di Bukit Kambo ini didampingi DR Eng Andi Aminoto Mochtar yang merupakan dosen teknik Unhas, dan Ir Andi Erwin Syarif, Ph.D., bersama Kadis Kelautan dan Perikanan, Ilham Hamid serta tim dari Bappeda beserta rombongan lainnya.

Untuk diketahui, Urban Design of Matsuyama dari negeri Sakura, Jepang, saat ini tengah menjajaki kerjasama pengembangan wilayah perkotaan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo.

Pihak Urban Design of Matsuyama menyampaikan bahwa, mereka adalah professional yang bekerja mengembangkan rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk penggunaan lahan dan pertumbuhan dan revitalisasi perkotaan, pinggiran kota, dan masyarakat pedesaan dan daerah di mana mereka berada.

“Kami siap membantu meringankan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan dengan merekomendasikan lokasi untuk jalan, sekolah, dan infrastruktur lainnya dan menyarankan peraturan zonasi untuk properti-pekerjaan pribadi yang memerlukan peramalan kebutuhan populasi di masa depan,” ujar Prof Tsuyoshi Hatori. (asm)

Pos terkait