KUTIM – Program Multi Years Contract (MYC) Kutai Timur masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun, ada beberapa pihak yang menganggap, program ini sangat lambat dan tak akan selesai tepat waktu.
Bahkan, anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim) Abdi Firdaus menilai perkembangan pembangunan proyek MYC masih jauh dari harapan. Itu dia ungkapkan setelah mendatangi beberapa proyek MYC.
“Progres MYC jauh dari harapan kami Komisi C. Kami langsung mendatangi proyek-proyek MYC, hasilnya jauh dari harapan,” kata Abdi Idrus belum lama ini.
Keterlambatan pengerjaan program MYC ini menurut Abdi dilatarbelakangi beberapa faktor. Namun faktor utama adalah perencanaan yang belum matang.
“Jauh dari harapan, hanya beberapa persen saja yang sesuai, selebihnya jauh dari harapan. Permasalahannya lagi-lagi persiapan yang kurang Matang,” ungkapnya.
Politisi Partai Demokrat itu menjelaskan harusnya Pemerintah mematangkan terlebih dahulu perencanaan sebelum mengerjakan proyek.
“Perencanaan dimatangkan dulu sebelum eksekusi. Sesuatu yang besar bila perencanaannya kurang, hasilnya tidak akan maksimal,” tegasnya.
Tak hanya itu, dia juga mendorong agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim lebih mengutamakan kontaktor lokal dibanding kontraktor luar Kutai Timur. Termasuk dalam mengerjakan proyek MYC.
Kendati demikian, Abdi menyadari ada beberapa proyek yang membutuhkan keahlian khusus yang tak dimiliki kontraktor lokal. Program ini tidak masalah diberikan kepada kontraktor luar.
Namun, dia menemukan ada beberapa proyek yang sebenarnya bisa dikerjakan perusahaan lokal, tapi malah diberikan kepada kontraktor luar. Hal ini yang dia tekankan agar lebih memprioritaskan masyarakat Kutai Timur.
“Kami sempat tegur itu. Saya katakan, usahakan kedepannya prioritaskan kontraktor lokal,” tandasnya. (adv)