Bisnis ‘Licin’ Solar Bersubsidi, Pengelola SPBU Belopa Patok Harga 150 Ribu Tanpa Barcode Bagi Pelansir yang Menggunakan Jerigen

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Belopa, Kabupaten Luwu.

Belopa- Oknum petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 74.919.88, Belopa Kabupaten Luwu diduga kerap melakukan pengutan liar (pungli) ke warga yang hendak membeli BBM dengan menggunakan jerigen.

Salah seorang warga yang kera[ membeli BBM dengan menggunakan jerigen mengatakan, oknum yang diketahui berinisial H dan R itu meminta paling sedikit Rp.150 ribu per 12 jerigen.

Bacaan Lainnya

“Itu jika kami mengambil BBM melalui nozzle, selain itu, ada juga biaya lainnya sebesar Rp.20.000,- per jerigen. Uang Rp.150 ribu itu kami setor ke Haji R,” ungkapnya, Rabu (25/12/2024).

Menurut pelansir, oknum berinisial R ini memang mempunyai jatah BBM di SPBU tersebut. Dan siapapun yang ingin mengambil jatah BBM milik R tidak perlu menggunakan barcode seperti konsumen yang lainnya.

“Uang yang 150 ribu itulah sebagai pengganti barcode jika mengambil jatah BBM milik R, sementara yang Rp.20.000 per jerigen itu kami bayar di petugasnya. Beda lagi jika kami menggunakan barcode, biayanya itu Rp.10.000 untuk 12 jerigen,” terangnya.

Dari informasi yang dihimpun, pengelola SPBU Belopa kerap melayani para penimbun BBM khususnya Solar Subsidi dengan menggunakan jasa pelansir. BBM ini untuk sementara akan disimpan disalah satu rumah di Jl. Laras, KelurahanSabr, Kecamatan Belopa Utara, yang memang digunakan sebagai gudang penyimpanan BBM ke pengusaha.

Sementara para pelansir yang kerap membeli BBM di SPBU 74.919.88 Belopa, yakni AR asal Taddetta dan AT menggunakan panter Hitam, dan SA menggunakan panter silver, serta pelansir pengumpul HW. (*)

Pos terkait