Ia juga menjelaskan, model bisnis kemitraan juga terbuka untuk investor yang berminat masuk ke bisnis Bobobox. Investor dapat terlibat pendanaan proyek, maupun bekerja sama terkait kepemilikan lahan.
Termasuk memberdayakan warga lokal untuk menyediakan breakfast atau sarapan. “Bobobox sudah terintegrasi dengan aplikasi, dengan demikian dari operasional lebih efisien. Tiap produk juga bisa pindah-pindah,” ujar Indra.
“Warga lokal bisa mengambil bagian dalam memberi experience ke tamunya dengan menyediakan sarapan dan lain-lain yang khas dari daerah itu. Juga penyediaan lahan,” pungkasnya.
Hingga Desember 2021, Indra menyebut Bobobox sudah memiliki 16 pods yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Malang.
Dimana seluruh kamar Hotel Kapsul Bobobox dipastikan terkoneksi teknologi Internet of Things (IoT). Bobobox dilengkapi pula dengan beberapa fasilitas pendukung berupa communal area untuk tetap mendukung produktivitas tamu selama menginap di Bobobox.
Kemudian 24 hours lobby, online check-in dan check out, serta QR key untuk meminimalisasi sentuhan tangan.
Sementara, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengaku menyambut baik kedatangan CEO Bobobox ini. Menurutanya, hal tersebut menjadi spirit baru bagi sektor pariwisata Luwu Utara.
“Ini hal menarik, prinsipnya kami selalu terbuka, terlebih kami optimis pariwisata Luwu Utara potensinya besar. Misal membangun bobocabin di Rongkong, Padang Savana Seko, Air Panas Pincara, atau di Buttu Bunga,” katanya.
“Bobocabin bisa menjadi solusi juga buat daerah kami dalam penyediaan akomodasi yang lebih artistik dan lebih clean,” jelas Indah. (*/Tad)