MAKASSAR — Sejak tahun lalu sejumlah kasus bunuh diri terjadi di dua kabupaten yakni Toraja dan Toraja Utara. Tercatat sedikitnya 30 warga di kedua daerah wisata tersebut. Umumnya korban adalah remaja yang statusnya masih pelajar.
Di awal tahun 2021 saja, sudah ada 3 remaja yang memilih bunuh diri. Fenomena tersebut mendapat perhatian dari Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulsel, Muhammad Arham Basmin.
“ Fenomena ini menjadi tamparan bagi kita semua. Menjadi PR bagi semua pihak untuk mencari solusi tanpa menyudutkan pihak manapun,” katanya, Sabtu (16/01/2021). Arham mengungkapkan, selama pandemi covid-19 mewabah, aktifitas belajar tatap muka digantikan dengan sistem belajar daring.
Hal ini tentu mengurangi ruang gerak para pelajar. Orang tua dituntut untuk lebih berinovasi dengan membuat agenda-agenda yang bersifat positif yang bisa dilakukan di rumah selama masa pandemi.
“ Kita seakan lupa, di usia sekolah, merupakan usia dimana mereka ingin terus beraktifitas tanpa ada pembatasan. Mungkin kita lupa memberi mereka ruang untuk tetap aktif meski di masa pandemi,” tuturnya. Akan tetapi semuanya dikembalikan lagi ke internal lingkungan keluarga. Orang tua harus mampu mengarahkan mereka dengan baik.
“ Mungkin ada masalah yang mereka pendam. Bagi kita sepele, namun, mental dan kemampuan mereka belum mampu mencari solusi dari masalah itu dan memilih cara pintas. Di sini peran serta kebiasan sharing diantara keluarga sangat berpengaruh,” katanya.
Arham berpesan, sebagai orang tua sudah sepatutnya sedini mungkin mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi, memberikan bekal pengetahuan agama, dan hal-hal positif lainnya.
“ Ke depannya, saya berharap tidak ada lagi kejadian serupa, baik itu di Tana Toraja, maupun daerah-daerah lainnya. Pemuda adalah aset negara, penerus bangsa, untuk memperdayakan para pemuda bukan hanya tugas pemerintah. Tapi tugas kita semua termasuk Komite Nasional Pemuda Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan,” tandas Arham. (fit)