Inovasi Kedai Bumil Efisienkan Anggaran Ratusan Juta

Juinar mengatakan, keunikan inovasi ini, mampu mengubah mindset bahwa sekali sesar harus sesar lagi, tanpa harus menggunakan obat-obatan.

Luwu Utara — Melahirkan normal adalah cita-cita tertinggi bagi ibu yang sedang mengandung. Biasanya seorang ibu yang akan melahirkan, lebih memilih persalinan normal bila tidak ditemukan risiko yang menyulitkan persalinan.

Nah, di Kabupaten Luwu Utara telah hadir sebuah inovasi di sektor kesehatan. Di mana inovasi lebih spesifik menangani persoalan ibu yang ingin melahirkan normal setelah pernah melahirkan melalui operasi sesar atau Sectio Caesaria (SC).

Bacaan Lainnya

Inovasi ini kemudian diberi nama Kedai Bumil atau Kelas Edukasi Ibu Hamil yang digagas oleh Juinar, S,ST,M,KM., selaku bidan di tempat Praktek Mandiri Bidan yang berada di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara.

“Yang menginspirasi saya melahirkan inovasi ini adalah adanya keinginan ibu hamil yang pernah melahirkan sesar, kemudian pada kehamilan berikutnya berniat melahirkan normal,” kata Inovator Kedai Bumil, Juinar, Minggu (13/2/2022).

Juinar mengatakan, keunikan inovasi ini, mampu mengubah mindset bahwa sekali sesar harus sesar lagi, tanpa harus menggunakan obat-obatan. “Dengan inovasi ini, ibu hamil yang pernah sesar, lebih percaya diri, merasa aman dan nyaman dalam melahirkan, dan tidak khawatir akan intervensi SC, kecuali ada hal urgen terjadi,” jelasnya.

Ia mencatat, tahun 2020 sebanyak 51 ibu hamil yang pernah SC atau mempunyai faktor risiko SC dapat melahirkan secara alami. Pun di tahun 2021, sebanyak 45 ibu hamil yang pernah SC atau mempunyai faktor risiko dapat melahirkan secara alami.

“Dengan inovasi ini, bumil yang melahirkan normal dapat pulih lebih cepat,” terangnya. Ia juga mengungkapkan manfaat lain dari inovasi ini. Kata dia, inovasi ini mampu mengefisienkan anggaran pada sistim Jaminan Kesehatan Nasional sekitar Rp384.000.000.

“Ya, sekitar Rp384.000.000 dana dapat diefisienkan dengan perhitungan bahwa setiap sesar, klaim terendah yang dibayarkan BPJS adalah Rp4.000.000,” pungkasnya. Untuk diketahui, inovasi ini ikut dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Pemprov Sulsel.

Terpisah, Kepala BPJS Kesehatan Luwu Utara, Muhammad Syahrul, mengapresiasi inovasi Kedai Bumil. Syahrul menyebutkan bahwa peserta BPJS Kesehatan, khususnya peserta yang sedang mengandung, sangat merasakan manfaat dari inovasi tersebut.

“Kami mengapresiasi dan sangat mendukung inovasi ini karena pastinya peserta BPJS akan merasakan manfaatnya, khususnya bagi peserta yang sedang hamil, akan merasakan manfaat dari inovasi ini. Semoga inovasi ini terus dikembangkan,” kata dia.

Ia berharap, dengan adanya pengembangan inovasi ini, dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, bermutu, efektif dan efisien bagi peserta Jaminan Kesehatan di Kabupaten Luwu Utara. “Selamat dan sukses atas inovasi Dinas Kesehatan ini,” tandasnya.

Sekadar diketahui, inovasi Kedai Bumil yang merupakan inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara ikut berkompetisi dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) melalui aplikasi Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. (LH)

Pos terkait