Makassar— Walikota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, Moh Ramadhan Pomanto mengeluarkan kebijakan terkait perubahan nama salah satu jalan yang ada Makassar yaitu jalan Cendrawasih menjadi Opu Daeng Risadju.
Atas kebijakan itu dan di hadapan Walikota Makassar, Ketua DPRD Makassar, Rusdianto Lallo serta Forkopimda Makassar, serta Pengurus Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR), Bupati Luwu, Basmin Mattayang menyampaikan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah. Hari ini, Walikota menorehkan sejarah Luwu di Kota Makassar. Dengan rasa haru dan bangga, mewakili keluarga dan warga Luwu, kami ucapkan terima kasih dan apresiasi atas inisiatif ini,” katanya, Selasa (22/08/2023)
Basmin mengisahkan sepenggal sejarah sosok Opu Daeng Risadju yang merupakan pahlawan wanita dari Tana Luwu.
“Opu Daeng Risadju adalah pejuang wanita yang rela mengorbankan harta dan jiwa raganya untuk kepentingan bangsa dan negara,” ujarnya.
Sementara, Walikota Makassar, Moh Ramadhan Pomanto secara langsung meresmikan pergantian nama jalan Cendrawasih menjadi Jalan Opu Daeng Risadju, disaksikan bukan hanya warga kota Makassar tetapi beberapa warga Luwu Raya yang sengaja datang untuk menyaksikannya diabadikannya nama Opu Daeng Risaju sebagai nama jalan di Kota Makassar.
“Melalui keberkahan Allah SWT, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Jalan Cendrawasih resmi diganti dengan nama Opu Daeng Risadju” ucap Walikota Makassar.
Pergantian nama jalan Cendrawasih menjadi Jalan Opu Daeng Risadju tentu dengan berbagai pertimbangan. Danny Pomanto sapaan akrab Ramadhan Pomanto menjelaskan, alasan utamanya karena Opu Daeng Risadju merupakan salah seorang pahlawan nasional, pejuang wanita yang memberikan banyak inspirasi terutama mengenai isu gender.
“Dengan ini kami bangga bisa perkenalkan ke seluruh dunia bahwa kami memiliki pahlawan nasional perempuan,” lanjutnya.
Untuk diketahui, Opu Daeng Risadju merupakan keturunan bangsawan tana Luwu yang lahir pada tahun 1880 yang memiliki nama lahir Famajjah.
Opu Daeng Risadju mengawali perjuangannya menyebarkan ajaran Islam dan melakukan perlawanan terhadap Penjajah sebagai anggota Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) cabang Pare-pare.
Semasa hidupnya, Opu Daeng Risadju terhitung dipenjara sebanyak dua kali dan mendapatkan berbagai penyiksaan yang mengakibatkan telinganya menjadi tuli seumur hidup.
Menurut keternagan Maddika Bua, Andi Syifuddin Kaddiraja, Famajjah atau yang lebih dikenal dengan nama Opu Daeng Risadju wafat pada 10 Februari 1964 dan dimakamkan di perkuburan raja-raja Luwu di Lokko’e Kota Palopo.
untuk mengetahui sosok Opu Daeng Risaju, maka pemkot menyediakan barcode yang tertempel pada plang jalan tersebut sehingga untuk dapat membaca sejarahnya, masyarakat dapat langsung men-scan barcode yang disediakan dan akan muncul sejarah dan kiprah Opu Daeng Risaju sebagai pahlawan nasional. (rls/fit).