Kedekatan Rahmat ‘Kapten’ Dengan Masyarakat Walmas Jauh Sebelum Jadi Anggota DPRD Periode Pertama

Rahmat "Kapten" saat berkunjung dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan tokoh adat di Desa Bulu Londong, Kecamatan Lamasi, Jumat (26/04/2024).

Walmas- Begitu mendeklarasikan diri bakal maju sebagai calon wakil Bupati mendampingi Arham Basmin Mattayang (ABM) sebagai calon Bupati Luwu untuk periode 2024-2029, Rahmat aktif bersosialisasi di daerah Walenrang-Lamasi.

“Bersosialisasi dan mengunjungi warga seperti ini bukan hal pertama kalinya saya lakukan apalagi untuk kepentingan atas majunya saya sebagai calon wakil bupati Luwu di pilkada 2024 nanti,” kata Rahmat yang akrab disapa Kapten dihadapan warga Desa Bulu Londong, Kecamatan Lamasi, Jumat (26/04/2024).

Bacaan Lainnya

Mengunjungi warga seperti ini, kata Kapten, sudah ia lakukan jauh sebelum dirinya menjabat sebagai anggota DPRD Luwu di periode pertamanya bahkan sejak ia masih jadi warga biasa tanpa jabatan.

“Intinya menjaga silaturahmi, berkomunikasi dengan baik, apalagi di Walmas ini masih satu rumpun, bisa dibilang masih ada hubungan kekeluargaan,” ucap Rahmat.

“Terkait majunya saya sebagai tentu saya secara pribadi harus meminta restu dan dukungan ke semua keluarga di Walmas, tapi saya tegaskan silaturahmi dan mengunjungi warga seperti ini bukan hal yang pertama saya lakukan, apalagi sekedar ‘Hanya Ada Maunya’,” tegas Rahmat.

Sementara, tokoh masyarakat setempat, Irvan yang kini tercatat sebagai salah seorang anggota DPRD Luwu terpilih pada Pileg Februari 2024 lalu  mengatakan, Rahmat atau yang lebih akrab kami panggil Kapten ialah figure yang patut menjadi teladan bagi masyarakat di Walmas.

“Beliau sosok yang merakyat dan tidak pernah membeda-bedakan masyarakat. Kedekatan pak Rahmat dengan masyarakat khususnya di Walmas ini sudah terjalin jauh sebelum beliau menjadi anggota DPRD Luwu,” ucapnya.

Senada dengan itu, tokoh agama dan adat lainnya dari kalangan Nasrani, Pendeta Roni Kadang mengamini apa yang dikatakan oleh Irvan.

“Sebagai seorang legislator, pak Rahmat tidak pernah menunjukkan kekuasaannya kepada masyarakat, baginya jabatan yang ia emban selama ini hanyalah batu loncatan agar dapat membantu warga baik itu di Walenrang maupun di Lamasi,” tuturnya.

“Pak Rahmat tak pernah memberikan batasan apalagi membeda-bedakan antara warga muslim dan Nasrani, baginya kami semua keluarga. Bahkan Kapten tak pernah canggung untuk menghadiri acara sykuran yang kami laksanakan,” tambah Pendeta Roni.

Pak Rahmat, lanjut tokoh adat itu sangat iconic dengan sarung dan kemeja. Setiap mengunjungi warga beliau tak pernah mengenakan stelan layaknya seorang pejabat.

“Dengan majunya pak  Rahmat sebagai bakal calon wakil bupati Luwu, kami tentunya memberikan dukungan penuh kepadanya,” tutup Roni. (fit)

Pos terkait