Kenalkan Adamas Belva Syah Devara Stafsus Presiden, Tolak Tawaran Gaji Tinggi di Singapura

JAKARTA — Presiden Joko Widodo, mengumumkan nama-nama staf khususnya (Satfus) yang baru, Kamis (21/11/2019) di Istana Merdeka Jakarta. Dari 12 nama itu, salah satunya adalah Adamas Belva Syah Devara. Dilansir dari Tribuntimur.com, Adamas merupakan pemuda kelahiran Jakarta, 30 Mei 1990 silam. Walau usianya masih sangat muda, ia dikenal sebagai pengusaha, tokoh muda dan aktivis sosial.

Belva menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Islam Al Azhar 8, dan pendidikan menengah atas di SMA Presiden, sebuah sekolah semi-militer bertaraf internasional. Ia sudah dikenal sejak dulu sebagai seseorang yang cemerlang, dengan kecerdasan berada di atas tingkat rata-rata teman seusianya.

Bacaan Lainnya

Selama SMA, ia selalu meraih peringkat satu dan menjuarai berbagai kompetisi olimpiade ilmiah, pidato, dan debat berbahasa inggris.

Berkat itu, ia diberikan beasiswa penuh dan tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya pendidikan selama SMA. Ia pun dikenal aktif berorganisasi, terpilih untuk menjabat sebagai Ketua OSIS di SMA Presiden.

Pada tahun 2007, Belva terpilih menjadi salah satu dari delapan siswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Singapura untuk melanjutkan studinya ke Nanyang Technological University, Singapura, salah satu institut teknik terbaik di Asia.

Program beasiswa ini adalah salah satu seleksi akademis paling kompetitif di kala itu. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang diterima di program gelar ganda dalam program studi Ilmu komputer dan Bisnis di Nanyang Technological University.

Selama kuliah, Belva mendapatkan banyak prestasi akademis dan berhasil masuk pada Double Dean’s List sebagai salah satu dari 5% mahasiswa dengan prestasi tertinggi, dalam program studi Ilmu komputer maupun Bisnis.

Pada tahun 2009, ia terpilih oleh universitas untuk ikut serta dalam program pertukaran pelajar ke University of Manchester, Manchester, Inggris. Puncaknya pada tahun 2011, Belva berhasil meraih tiga medali emas prestisius dari Nanyang Technological University, Lee Kuan Yew Gold Medal, (penghargaan tertinggi bagi mahasiswa di universitas), Infocomm Development Authority of Singapore Gold Medal (penghargaan bagi peraih nilai akademis tertinggi di program studi Ilmu komputer), dan Accenture Gold Medal (penghargaan bagi peraih nilai akademis tertinggi di program studi Bisnis).

Atas prestasinya, sembari kuliah, ia mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan berpengaruh di Singapura, Goldman Sachs dan Accenture. Selain prestasi akademis, Belva juga aktif dalam kegiatan organisasi.

Ia dipercaya untuk menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pelajar Indonesia Singapura dan dinobatkan menjadi Young Leader for Indonesia 2011 oleh McKinsey & Company. Pada tahun 2013, ia melanjutkan pendidikan pascasarjananya dan menjadi orang Indonesia pertama yang diterima di program gelar ganda di Harvard University, Cambridge, Massachusetts dan Stanford University, Palo Alto, California sekaligus, dua universitas paling bergengsi di dunia.

Di Harvard University ia mengambil jurusan Master of Public Administration (Kebijakan Publik), sedangkan di Stanford University, ia mengambil jurusan Master of Business Administration (Bisnis Manajemen).

Karena berprestasi dalam bidang akademis, ia juga mendapatkan kesempatan terdaftar sebagai mahasiswa tamu di Massachusetts Institute of Technology, yang juga merupakan salah satu. Belva juga tercatat terdaftar silang (cross-registered) sebagai mahasiswa di fakultas lain di Universitas Harvard, termasuk Harvard Law School, Harvard Medical School, dan Harvard Graduate School of Education.

Ia juga aktif menjadi peneliti (Fellow) di Harvard Ash Center for Democratic Governance and Innovation. Untuk program pascasarjana di Amerika Serikat ini, ia berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari Lembaga Pengelola dana Pendidikan, yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.

Tidak hanya berprestasi akademis, ia pun banyak dikenal sebagai salah satu alumni penerima beasiswa Lembaga Pengelola danaPendidikan yang telah berkontribusi untuk kemajuan tanah air lewat kiprahnya di dunia teknologi pendidikan.

Seusai studi sarjananya di Singapura, Belva memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menolak banyak tawaran pekerjaan dengan gaji yang tinggi di Singapura. Di Jakarta, ia memutuskan untuk bekerja di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan di bawah kepemimpinan Kuntoro Mangkusubroto, dan sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company.

Dalam kapasitas tersebut, ia memimpin berbagai studi internasional mengenai transformasi sistem pendidikan dan strategi peningkatan kesehatan publik untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara, komunitas donor, dan agensi internasional, yang berbuah pada penghargaan Client First Award yang diraihnya sebagai salah satu konsultan manajemen terbaik di Asia Tenggara pada tahun 2012.

Dari pengalaman ini, ia bertekad untuk juga terjun langsung untuk membantu Indonesia dalam transformasi sistem pendidikan. Pada tahun 2014, ia pun mendirikan Ruangguru, sebuah startup teknologi dengan misi sosial pendidikan, bersama dengan sahabatnya, Muhammad Iman Usman.

Setelah lulus dari program gelar ganda di Amerika Serikat, pada tahun 2016, ia memutuskan untuk fokus dalam perbaikan pendidikan di Indonesia, dan kembali ke tanah air menjabat sebagai posisi Direktur Utama di Ruangguru.

Di bawah kepemimpinan Belva, hanya dalam setahun, Ruangguru berkembang pesat lima kali lipat dan menjadi perusahaan teknologi pendidikan terbesar di Indonesia, menjangkau lebih dari 10 juta siswa dan 150.000 guru.

Selain pada sektor pendidikan formal di SD, SMP, dan SMA, Belva juga melebarkan sayap bisnis Ruangguru untuk menyasar sektor korporat dan pemerintah. Pada bulan November 2017, Belva diundang oleh Presiden Joko Widodo di rapat kabinet terbatas di Istana Bogor yang dihadiri oleh 19 menteri, mulai dari Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam rapat kabinet terbatas tersebut, Belva diundang untuk memberikan pandangan-pandangan apa yang diperlukan dalam menghadapi perubahan-perubahan teknologi yang sangat cepat di dunia pendidikan.

Belva telah menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional atas kepemimpinannya membangun Ruangguru, dan aktif berbicara di forum nasional dan internasional di lima benua, termasuk pada Global Education Technology (GET) Summit 2017 di Beijing, World Economic Forum on ASEAN 2018 di Hanoi, dan Mobile World Congress 2018 di Barcelona.

Pada tahun 2017, Belva mendapatkan penghargaan prestisius menjadi salah satu dari 30 pemuda di bawah umur 30 tahun tersukses dalam bidang kewirausahaan teknologi di Asia oleh Forbes Magazine. Selamat Belvas! (*/adn)

Pos terkait