Luwu- Workshop atau bengkel milik PT Katana Global Trade didatangi oknum TNI, Wartawan dan LSM. Menurut oknum yang dimaksud, workshop yang berlokasi di Desa Karang-karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu itu merupakan tempat penimbunan BBM Bersubsidi Jenis solar.
Tawakkal selaku kepala workshop yang dikonfimasi terkait dugaan bengkelnya yang dijadikan tempat penimbunan BBM dengan tegas membantah tudingan dari oknum TNI, Wartawan, dan LSM yang dimaksud.
“Oknum yang mendatangi workshop itu berjumlah empat orang dan menggunakan mobil dengan mini bus Avanza berwarna hitam dengan nomor polisi DP 1237 GH. Dua orang merupakan okum wartawan dan LSM, dan satu orang lainnya merupakan oknum TNI Kodim 1430/Palopo,” kata Tawakkal, Minggu (13/04/2025).
“Begitu masuk area bengkel, seorang diantaranya tiba-tiba turun dari mobil dan mengambil rekaman video aktivitas di bengkel menggunakan handphone tanpa memberitahukan maksud dan tujuan perekaman video yang ia lakukan,” tambahnya.
Kejadiannya lanjut Tawakkal padaRabu 9 April lalu. Saat itu, situasi workshop sedang ramai, sekitar 30 orang terdiri dari sopir dan mekanik yang tengah melakukan pengecekan kondisi kendaraan masing-masing.
“Kendaraan yang sedang dicek itu sekitar 20 unit armada, diantaranya 8 unit truk ekspedisi, 7 unit armada tangki dan 5 unit dump truk. Ini memang sudah prosedur kami, sebelum berangkat, semua armada wajib masuk workhop untuk dilakukan pengecekan dan servise, kadang ada armada yang sudah bermuatan harus dibongkar atau muatannya dipindahkan, khususnya BBM ke tandon sebab armada tersebut harus diservise,” terang Tawakkal.
“Saat itu, kebetulan ada armada yang muatannya dibongkar karena harus diservise, bertepatan dengan kedatangan oknum tersebut kemudian terjadi kesalahpahaman antara karyawan workshop dan okum yang dimaksud, mereka menduga karyawan melakukan hal yang mencurigakan,” tambahnya.
Penjelasan Tawakkal selaku kepala Workshop itu juga diamini oleh salah seorang karyawaannya. Menurut karyawan yang dimaksud, setelah oknum tersebut merekam video, mobil yang mereka kendarai bergerak ingin meninggalkan lokasi.
“Karena tidak mendapat penjelasan tujuan para oknum ini mengambil rekaman video dan hendak meninggalkan lokasi, karyawan yang lainnya berusaha menghadang dan kembali meminta penjelasan dari oknum tersebut namun mereka menolak untuk memperkenalkan diri,” ucap karyawan workshop PT Katana Global Trade.
“Saat dimintai penjelasan itu namun ditolak, tiba-tiba salah seorang diantara oknum yang dimaksud menyahut bahwa mereka datang bersama anggota TNI dan ada komandan diatas mobil,” ucap karyawan tersebut menirukan pernyataan dari salah seorang oknum yang mengaku wartawan/LSM.
Anehnya, kata karyawan itu, oknum TNI ini menyangkal jika dirinya merupakan anggota TNI yang belakangan diketahui berpangkat Kopral melaikan bagian dari rombongan tersebut.
Oknum TNI berpangkat Kopral diketahui berinisial “S” itu yang dikonfirmasi melalui telepon seluler rupanya bertugas sebagai Babinsa di Desa Mario, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu.
Menurut “S” dirinya hanya kebetulan numpang untuk ke Belopa dari Palopo karena salah satu oknum wartawan tersebut merupakan tetangganya di Tandipau.
“Kebetulan saat itu saya cuma numpang ke Belopa, namun di tengah jalan tiba-tiba mobil mengarah masuk ke dalam bengkel dan mendapati pembongkaran BBM, dan salah seorang di antara kami turun dan melakukan perekaman. Jadi saya ini tidak tahu menahu dengan kejadian tersebut. Jangan sampai bapak kira saya juga terlibat, itu tidak benar,” Ungkapnya.
Saat sudah mengambil rekaman video, lajutn “S” mobil yang ia tumpangi bergegas pergi, namun dihadang oleh karyawan bengkel dengan menggunakan bambu dan balok kayu.
“Karena situasi mulai memanas, saat itu saya sampaikan agar persoalaan ini dibicarakan secara baik-baik, setelah itu kami masuk kedalam rumah untuk berbicara dengan mereka,” ungkapnya.
Usai kejadian itu, mobil yang ditumpangi oleh para oknum itu bergegas meninggalkan workshop yang dimaksud, namun berbeda dengan pernyataan “S” yang saat itu ingin menumpang hingga ke Belopa.
Mobil yang “S” tumpangi malah mengarah ke Kota Palopo, bukan ke Belopa. (*)