KUTIM – Banyak yang kagum dengan program Kurikulum Merdeka Belajar. Salah satunya adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Joni.
Dia menganggap, kurikulum Merdeka Belajar merupakan solusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kutim.
Hal itu diungkapkan saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Dia mengungkapkan, kurikulum Merdeka Belajar mendorong kreativitas siswa.
Untuk itu, dalam waktu dekat ini pihaknya akan berusaha agar kekurangan kurikulum Merdeka Belajar dari segi anggaran dapat dicover pada APBD pokok 2024.
“Dalam waktu dekat ini (di anggaran murni 2024) semoga bisa tercover kekurangannya. Yang jelas (program) Merdeka Belajar ini dulu kita tuntaskan,” tuturnya.
Meski demikian, Joni menekankan kepada tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas diri mereka. Sebab, jika tidak, program Kurikulum Merdeka Belajar tak dapat dimaksimalkan.
Joni mengungkapkan, peningkatan kualitas guru sangat penting dalam menerapkan kurikulum Merdeka Belajar. Utamanya mereka yang bertugas di daerah pelosok Kutai Timur.
Bukan tanpa alasan, politisi PPP itu menganggap, saat ini banyak guru tidak memperdulikan kualitas pendidikan. Mereka bahkan sibuk mencari jalan agar dapat mengajar di kota.
“Jadi jangan pas sudah jadi PPPK, terus buru-buru mau pindah ke kota. Sesuai sumpah janji guru ya kan, kita berharap laksanakan tugas sesuai yang diamanahkan sebagai guru,” pintanya.
Tak hanya kualitas guru, infrastruktur pendidikan turut disorot Joni. Dia meminta Pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk meningkatkan infrastruktur sekolah.
Joni menilai, bila infrastruktur sekolah, utamanya daerah pelosok tidak sesuai standar, maka penerapan Kurikulum Merdeka Belajar tidak akan maksimal.
Bagi Joni, Pemerataan kualitas pendidikan sebuah keniscayaan. Sebab, jika tidak, kata Joni ada ketimpangan dalam penyajian pendidikan untuk masyarakat Kutim.
“Kalau di wilayah kota fasilitas pembangunannya Insyaallah sudah cukup terpenuhi, tinggal yang di daerah pelosok saja masih ada yang kurang. Kita harap ini cepat diselesaikan,” harapnya.
Joni menginginkan agar pendidikan di Kutai Timur merata. Jadi kualitas pendidikan di kota sama dengan kualitas pendidikan di daerah pelosok. (adv)