Kuliah di Perguruan Tinggi Ternama, 50 Anak Kutim Diberi Beasiswa

Kepala Disdikbud Kutai Timur, Mulyono.

KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) memberikan beasiswa kepada 50 anak Kutim yang kuliah di sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono saat menghadiri Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul), Senin (27/5/2024).

Bacaan Lainnya

Kegiatan itu berlangsung di Aula SDN 002 Sangatta Utara. Pemberian beasiswa itu, kata Mulyono merupakan tujuh program Bupati Kutim di bidang pendidikan.

Mulyono menjelaskan beberapa program unggulan Bupati Kutim di bidang pendidikan. Salah satunya adalah beasiswa bagi para mahasiswa Kutim yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah.

“Saya selalu berpedoman kepada tujuh program bapak Bupati di bidang pendidikan, salah satunya adalah beasiswa di mana tahun 2023 itu Rp 5,6 miliar, sedangkan tahun ini Rp 21,75 miliar,” ucap Mulyono.

Beasiswa itulah yang akan diberikan kepada 50 anak Kutai Timur yang kuliah di sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia. Kampus-kampus itu antara lain Universitas Gajah Mada (UGM) Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selain itu ada pula Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Padjajaran (Unpad).

“Kita juga mau anak-anak kita di Kutim kuliah di UGM, Ul, IPB, ITB, ITS, Unhas, dan Unpad. Jumlah siswa untuk keseluruhan kampus adalah 50 orang. Untuk di UGM 30 orang. Ditanggung semuanya, mulai pendaftarannya, bimbelnya, dan UKT-nya,” ucap Mulyono.

Tak hanya itu, pemberian beasiswa juga diberikan kepada tenaga pengajar di Kutim. Bahkan, pemberian beasiswa untuk tenaga pengajar Kutim mencapai 400 orang.

Mereka akan kuliah kembali melalui program rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Tenaga pendidik yang kuliah dengan program ini dipangkas masa kuliahnya. Contohnya masa kuliah Strata 1 dari empat tahun dijalani hanya 2 tahun, dan Strata 2 yang harusnya dua tahun menjadi satu tahun.

“Guru-guru juga di Kutim sebanyak 400 orang juga dikuliahkan dengan program RPL dimana S1 seharusnya 4 tahun jadi 2 tahun, S2 dua tahun menjadi 1 tahun dengan syarat guru guru yang telah mengajar selama 5 tahun,” terangnya.

“Pembelajarannya 80 persen online, 20 persennya offline. Akan berlangsung di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,” sambung Kadis.

Mulyono menjelaskan, program ini merupakan upaya Pemkab Kutim untuk mencerdaskan masyarakatnya. (adv)

Pos terkait