LUWU- Pupuk subsidi menjadi salah satu persoalan bagi para petani. Khususnya di Kecamatan Larompong Selatan, Kabupaten Luwu, Selasa (06/08/2024).
Para petani di Kecamatan Larompong Selatan beberapa tahun terakhir keluhkan mendapatkan pupuk subsidi untuk tanamannya. Idris misalnya, petani cengkeh asal Desa Batulappa. Ia mengaku beberapa tahun belakangan ini kesulitan mendapatkan pupuk saat musim tanam tiba.
“Pupuk ada, tapi untuk mendapatakannya sangatlah sulit, dan jika dapat, itu juga terbatas bahkan kadang tanaman tidak kami berikan pupuk. Kalaupun ada itu tidak cukup untuk kebutuhan tanaman. Karena kurangnya pupuk produksi bijih cengkeh saat panen juga berkurang,” katanya.
Meski sudah terdaftar di Kelompok Tani, kata Idris, jatah pupuk subsidi yang diberikan juga dibatasi dan ini tidak mencukupi kebutuhan pupuk untuk tanaman kami.
“Setiap petani itu membutuhkan 8 hingga 10 zak pupuk, karena dibatasi, kami harus menyesuaikan dengan pupuk yang didapatkan, yaitu 4-5 zak saja. Kami berharap figure yang nantinya menjadi Bupati Luwu dapat menata ulang distribusi pupuk subsidi yang diberikan kepada para petani,” ucapnya.
Jika berbicara calon Bupati Luwu, menurut Idris, bakal calon bupati dan wakil bupati Luwu ABM-Rahmat mempunyai program menyentuh para petani yakni kelancaran pupuk subsidi.
“Saya lihat bakal calon bupati Luwu Arham Basmin (ABM) memiliki program tersebut, semoga beliau bisa terpilih dan petani mudah mendapatkan pupuk subsidi. Saya harap ABM-Rahmat menjadi solusi bagi petani dan menyesuaikan kebutuhan petani akan pupuk dengan lahan Perkebunan kami,” harapnya.
Berbeda dengan Idris, Armanto, tokoh Pemuda di Desa Bukit Sutra, Kecamatan Larompong ia menitipkan jaminan kesehatan bagi masyarakat kepada ABM-Rahmat.
“Untuk tercover BPJS Kesehatan, setiap bulannya masyarakat harus membayar iuran. Dengan biaya Kesehatan Kelas 1: Rp 150.000 per bulan. BPJS Kesehatan Kelas 2: Rp 100.000 per bulan. BPJS Kesehatan Kelas 3: Rp 35.000 per bulan,” kata Armanto.
Biaya untuk BPJS ini memang kecil, lanjut Armanto, dan ini untuk perorang, namun jika dalam satu keluarga ada 5 hingg 6 orang, tentu diakumulasikan lagi.
“Misalnya di kampung saya, dalam satu keluarga itu andaknya ada yang sampai 11 orang. Iuran BPJS untuk kelas 3 diakumulasikan dengan 11 orang, tentunya ini membebani mereka,” ucapnya.
Harapan kami, kata Armanto, kedepannya ada pemimpin baru yang memiliki program memberikan jaminan gratis kepada masyarakat. Dan saya lihat, salah satu bakal calon bupati dan wakil bupati Luwu yakni ABM-Rahmat memiliki program kerja itu, menggratiskan BPJS.
“Program seperti yang ABM-Rahmat sosialisasikan dibeberapa platform media tentu penuh dengan kajian, kebijakan yang berpihak pada masyarakat. Kesehatan itu adalah hal dasar. Kita mengapresiasi jika ada pemikiran seperti ini. Seharusnya memang ada pertarungan gagasan bagi Bakal Calon Bupati. Kita titip program ini ke pak Arham, semoga bisa terwujud,” harapnya.
Terpisah, senada dengan Armanto, Awal, pemuda Desa Rantebelu, Kecamatan Larompong, jika saat ini masyarakat membutuhkan jaminan kesehatan dari pemerintah.
“Memang saat ini ada BPJS Gratis dari pemerintah di Dinas Sosial, tapi kadang bulan ini aktif, bulan depan tidak aktif lagi, sulit pengurusannya. kalau ada Bakal Calon Bupati yang punya Visi-misi BPJS Kesehatan Gratis, sudah tentu kita dukung, berarti dia mau perjuangkan masyarakat,” tutupnya. (*/fit)