DaerahSeni dan BudayaSulsel

OPINI: Singkerru Simulajaji

1142
×

OPINI: Singkerru Simulajaji

Sebarkan artikel ini
Musly Anwar (Pemerhati Budaya Tanah Luwu) (Ft.Ist).

Oleh: Musly Anwar

Pemerhati Budaya Tanah Luwu

Ritmee.co.id- Laki pemberani itu, menunjukkan nyalinya bukan Buda Kada(Banyak Bicara), tapi bukti nyata untuk kemanusiaan.

Contoh Agam Rinjani asal Makasar Sulawesi Selatan, yang tanpa pamrih, korbankan jiwa raga, berbuat dalam sepi dan dunia akhirnya tahu perjuangannya.

Laki pemberani itu menunjukkan karya yang bermanfaat untuk orang banyak, dan melestarikan warisan budaya leluhurnya. Mengalah saat salah, berdiri tegak saat benar.

Warisan budaya leluhur kita di Luwu “Massolo Pawo, Mangngile Wae Pasang yang bermakna pemimpin dimuliakan mampu persatukan segala keberagaman menjadi kesatuan yang harmoni.

Terbukti sepanjang jazirah Tana Luwu dipenuhi pendatang dari berbagai daerah di Indonesia dalam rukun damai sampai hari ini.

Wajar sejak dulu semua kerajaan di Nusantara memuliakan Luwu, yang bersimbolkan “Pajung” menaungi segala keberagaman diatas teritorinya.

Kemuliaan itu juga terbukti pada Aseng Pattalareng Wijana PappoataE Datu Patiware bernama patiaraja yang sebagian orang Luwu menyebutnya Datu Kamanre. Memilih ke gowa, negeri ibunya “Karaeng Ballabugisi”. Dibuttatoa beliau diberi gelar besar “SOMBA OPU”.

Berbeda dengan karakter pengecut, untuk menghilangkan rasa takutnya, hanya berani dalam kandang, melibatkan orang lain, kampungan , dan selalu membawa nama daerah dan sukunya.

Cerita orang dari belakang alias cerbel, dan suka kepo urusan orang padahal dia juga mau rasa.

Poinnya, Tunjukkan nyalimu dengan nyata lewat karya, berjuang menimbah ilmu sebanyak-banyaknya, dan saat pulang kampung, buat orang tuamu bangga. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *