PALU — Buaya di muara Sungai Palu, Sulawesi Tengah yang terlilit ban sejak beberapa waktu lalu yang disayembarakan itu, hingga kini belum berhasil dibebaskan. Bahkan, dua pakar buaya asal Australia yakni Matt Wright dan rekannya, Chris Wilson, yang sudah berhari-hari berusaha juga tak mampu. Termasuk Panji Sang Petualang yang juga gagal.
Kabar terbaru, seorang warga asal Desa Subur, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, bernama Dawi (45) akan ikut sayembara itu. Senin (17/02/2020) kemarin, ia sudah berada di Palu untuk membebaskan buaya sepanjang 4 meter itu.
Dawi sesumbar hanya membutuhkan waktu 3 malam. “Target saya tiga malam paling lama bisa tangkap, Tadi saya sudah minta semua peralatan dan perahu yang akan digunakan besok (hari ini),” kata Dawi, dikutip dari sulteng.antaranews.com.
Ia mengungkapkan dirinya sudah menangkap buaya sejak remaja. Alat yang digunakan adalah tali, pancing dan tombak. ” Saya akan bekerja bersama dengan dua anak saya. Saya yakin bisa melepaskan ban dari buaya itu,” ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya buaya itu tidak susah untuk ditangkap. Sebab, buaya kerap muncul di permukaan. Apalagi, medannya dangkal.
Lelaki yang berprofesi sebagai petani ini mengatakan, mengetahui adanya buaya berkalung ban di Palu, dari pemberitaan salah satu TV nasional. Makanya, ia tergerak untuk turun membantu.
” Saya khusus datang ke Palu untuk membebaskan buaya ini,” katanya.
Sebenarnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, resmi menghentikan sayembara penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu. Sayembara sempat dibuka pada 28 Januari 2020.
Kepala BKSDA Sulteng, Hasmuni Hasmar mengatakan Kementerian LHK di Jakarta memutuskan untuk membantu upaya penyelamatan buaya berkalung ban oleh BKSDA Sulteng dengan mengirim petugas dan tenaga ahli. Hanya saja, hingga Senin kemarin buaya tersebut belum juga dibebaskan. (*/adn)