Palopo Kota Paling Ramah Terhadap Perempuan, Versi Dinas PPPA Sulsel

Ilustrasi, stop kekerasan terhadap perempuan

MAKASSAR — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sulsel, merilis sepanjang tahun 2019 ini kekerasan terhadap perempuan sebanyak 1.404 kasus. Kepala Dinas PPPA Sulsel, Ilhamzah Gazaling menguraikan dari kasus tersebut Makassar menempati urutan pertama dengan 903 kasus.

” Sementara yang paling sedikit atau nihil kasus kekerasan perempuan adalah Kota Palopo,” kata Ilhamzah kepada wartawan di Makassar, Kamis (19/12/2019) kemarin.

Bacaan Lainnya

Ilham memaparkan, sejauh ini, yang terdata di Dinas PPPA Sulsel, jenis kekerasan yang paling banyak dialami perempuan adalah kekerasan psikis dan fisik. “Namun ada juga kasus penelantaran, trafficking, dan eksploitasi,” ungkap Ilham dalam Refleksi Akhir Tahun 2019 seperti dikutip dari beritakotamakassar.id.

Menurutnya, data yang tersaji saat ini tentu harus menjadi perhatian semua pihak. ”Pertemuan ini, selain menjadi ajang refleksi juga menjadi sarana bertukar pikiran bagi kita untuk menemukan solusi yang tepat,” tandasnya.

Kepala Unit (Kanit) PPPA Polda Sulsel Kompol Rosmina , menyebutkan kasus KDRT ini menjadi konsen penyidik di tahun 2019. Menurutnya, hal itu terlihat dari banyaknya laporan atau limpahan kasus dari pemerintah daerah melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

“Semua kasus kekerasan terhadap perempuan sebagian besar itu karena KDRT,” ujarnya. Di urutan kedua ada kasus seksual (pemerkosaan/pencabulan). Disusul kasus kekerasan di jalan raya (begal), dan teror.

Hanya saja, data PPPA Sulsel tersebut berbanding terbalik dengan kondisi yang ada. Minggu (15/12/2019) lalu, dua perempuan menjadi korban begal di Jl Manannungeng, Palopo. Keduanya terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat luka setelah terjatuh dari motor. Kasus ini sudah dilaporkan ke pihak berwajib namun pelakunya belum ditangkap. (*/adn)

Kasus Kekerasan di Sulsel Versi Dinas PPPA

  1. Kota Makassar, 903 kasus
  2. Kabupaten Bulukumba, 107 Kasus
  3. Kabupaten Gowa, 88 kasus. (*)

Pos terkait