PALOPO — Trend positif Covid-19 makin bertambah di Kota Palopo. Hingga Jumat (10/07/2020) kemarin, sudah ada 23 kasus. Itu artinya, Palopo kini menuju ke zona merah Corona.
Guna menekan penyebaran Covid-19, anggota DPRD Palopo, Steven Hamdani, menyarankan kepada Pemkot untuk kembali mengaktifkan posko-posko Covid-19 di perbatasan guna mengawasi keluar masuknya warga.
” Kita pernah berada di zona hijau karena penjagaan di perbatasan begitu ketat. Semua yang masuk ke kota diperiksa. Lantaran perbatasan longgar, arus keluar masuk warga kini tak lagi terpantau. Sehingga banyak yang terpapar,” katanya, Sabtu (11/07/2020).
Ketua Komisi III DPRD Palopo ini juga menyarankan agar Satgas Covid-19 melakukan rapid test kepada warga di tiga zona. Yakni wilayah yang mempunyai warga positif, kedua pusat-pusat keramaian, ketiga para relawan dan tenaga kesehatan.
” Karena untuk melakukan rapid test massal kepada seluruh warga Palopo yang jumlahnya 200 ribu orang dibutuhkan anggaran besar. Mencapai Rp 30 sampai Rp 60 miliar. Dengan sistem zona, anggaran tak terlalu besar dan hasilnya bisa efisien,” ujarnya.
Diakui Steven, hasil rapid test tidak 100 persen akurat. Tetapi, bisa meminimalisir penyebaran Covid. Dari hasil rapid test, mereka yang reaktif langsung dilakukan swab untuk memastikan apakah yang bersangkutan positif atau negatif Corona.
Pemkota Palopo lanjut legislator dua periode ini, telah melakukan langkah yang baik dengan mengeluarkan peraturan walikota tentang kewajiban menggunakan masker bagi warga.
Peraturan ini perlu disebarluaskan dengan bantuan petugas kecamatan, kelurahan, RW dan RT yang ada. Disamping itu, pelaksanaan dan penerapan aturan dan sanksi dari peraturan ini perlu ketegasan dari stakeholder terkait.
” Ini semua demi keselamatan kita bersama dan kota palopo kembali menuju zona hijau. Belum terlambat untuk memulai kembali apa yang pernah kita lakukan. Mari bersabar ditengah kejenuhan pandemi virus ini, jangan sampai kita atau keluarga kita yang terdampak barulah kita sadar,” tandasnya. (adn)