LUTRA – Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) memastikan stok konsumsi pangan pokok aman hingga dua bulan ke depan. Meski demikian, Kepala DKP Luwu Utara, Alauddin Sukri menjelaskan, stok pangan beras Luwu Utara masih akan bertambah menyusul puncak panen yang diprediksi baru akan berlangsung pada pertengahan bulan April mendatang.
“Stok pangan pokok kita untuk beras saat ini kami pastikan aman selama dua bulan ke depan. Itu baru berdasarkan data ketersediaan dari Bulog, belum lagi ketersediaan di petani kita yang mencapai 977 ton. Apalagi kita juga belum mencapai puncak panen, yang nanti baru akan masuk di pertengahan bulan April. Merujuk data ini maka kami mengambil kesimpulam stok beras utamanya pemenuhan kebutuhan pokok di tengah pandemi covid-19, masih aman,” jelas Alauddin.
Sebelumnya, pernyataan terkait ketersediaan pangan tersebut juga terungkap saat rapat terbatas yang dipimpin Sekretaris Daerah Kabupaten Luwu Utara, Armiady, Selasa (31/3/2020) di ruang kerjanya dengan menghadirkan sejumlah SKPD teknis menyusul adanya surat Menteri Dalam Negeri nomor 440/2627/SJ perihal permintaan data kebutuhan penanganan covid-19 terutama kebutuhan alat kesehatan dan kebutuhan sembako untuk ketahanan pangan daerah.
Rapat tersebut juga merupakan tindaklanjut dari rapat evaluasi gugus tugas yang sesaat sebelumnya berlangsung di Aula La Galigo Kantor Bupati Luwu Utara bersama Bupati Indah Putri Indriani dan Forkopimda Luwu Utara.
Armiady, menjelaskan selain petunjuk Kemendagri, persiapan pemenuhan kebutuhan pangan pokok merupakan salah satu prioritas pemerintah guna mengantisipasi dampak yang terjadi akibat mewabahnya virus corona.
“Sesuai petunjuk, seluruh daerah diminta untuk mengisi daftar kebutuhan alat kesehatan dan sembako untuk meminimalisir dampak akibat covid-19. Ini penting terutama karena menjelang hari besar keagamaan. Intinya kita berharap dengan data ini kita mendapatkan kebutuhan yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Terutama dengan adanya pergerakan penduduk di tengah pandemi,” terang Armiady, yang juga mantan Kepala Dinas TPHP ini.
Meski dinyatakan aman, namun pemerintah tak menampik adanya kenaikan harga yang terjadi akibat covid-19. Seperti halnya gula pasir yang mengalami kenaikan signifikan dari Rp 15 ribu menjadi Rp 20 ribu/kg akibat berkurangnya pasokan barang dari sentra produksi. Namun demikian, warga diminta tak panik hingga melakukan penumpukan barang guna menghindari kelangkaan. (hms)