DaerahHeadlineHukum dan KriminalPendidikanSulsel

PB IPMIL RAYA Kecam Tindakan Premanisme dan Provokatif oleh OTK Pasca Viralnya Spanduk Bertuliskan ‘Undangan Perang Terbuka IPMIL’

1493
×

PB IPMIL RAYA Kecam Tindakan Premanisme dan Provokatif oleh OTK Pasca Viralnya Spanduk Bertuliskan ‘Undangan Perang Terbuka IPMIL’

Sebarkan artikel ini
Sekelompok Orang Tidak Dikenal (OTK) menggunakan penutup wajah dan helm terlihat membentangkan spanduk bertuliskan "Undangan Perang Terbuka IPMIL" di jembatan flyover Makassar.

Makassar- Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (PB IPMIL RAYA) nyatakan keprihatinan yang mendalam sekaligus mengecam keras tindakan brutal yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) bertopeng dan bersenjata tajam.

Ketua Umum PB IPMIL RAYA, Abd. Hafid menegaskan, aksi sekolompok OTK bertopeng dan bersenjata tajam yang menyatroni sejumlah kamus di Kota Makassar bukan hanya tindakan premanisme dan provokatif.

“Tindakan tersebut juga ancaman serius bagi iklim akademik, ketertiban sosial, dan persatuan mahasiswa di Sulawesi Selatan,” katanya Jumat (25/07/2025).

“Dengan tegas kami mengecam tindakan kekerasan dan intimidasi di ruang-ruang kampus. Kampus adalah ruang ilmu dan diskusi, bukan medan kekacauan atau arena teror. Kami mendesak aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas siapa dalang dan pelaku di balik peristiwa ini,” tegasnya.

Hafid juga mengatakan, bahwa mahasiswa asal Tana Luwu bukanlah pendatang yang tidak punya tempat di Makassar, melainkan bagian dari anak negeri yang sah menuntut ilmu di tanah Sulawesi Selatan.

“Mahasiswa Luwu bukan pendatang di Makassar. Kami bagian dari bumi Sulawesi Selatan. Tidak ada satu pun kelompok yang bisa mengklaim Makassar sebagai miliknya dan seenaknya mengintimidasi mahasiswa lain,” ucapnya.

Lebih lanjut, PB IPMIL RAYA menegaskan bahwa segala bentuk perbedaan pandangan harus diselesaikan melalui ruang akademik, dialog intelektual, dan forum ilmiah, bukan dengan cara kekerasan atau intimidasi.

“Kalau mau berperang, mari kita berperang dengan ide dan gagasan. Kami siap berhadapan di ruang debat ilmiah. Tapi kami menolak segala bentuk adu fisik, kekerasan, atau tindakan intimidatif yang tidak mencerminkan sikap intelektual,” tegas Hafid.

Selain itu, Hafid sebagai Ketua Umum PB IPMIL RAYA juga meminta aparat kepolisian, khususnya Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar, untuk tidak hanya melakukan patroli simbolik, tetapi mengambil langkah konkret melalui penegakan hukum terhadap pelaku dan aktor intelektual yang berada di balik insiden ini.

“Kami menduga kuat ada motif tersembunyi dan potensi keterlibatan aktor intelektual yang memanfaatkan kelompok bertopeng ini untuk menciptakan konflik antar mahasiswa. Ini tidak boleh dibiarkan. Harus diusut menyeluruh,” katanya.

Sebagai organisasi kedaerahan yang menjunjung tinggi nilai budaya, intelektualitas, dan persaudaraan, PB IPMIL RAYA juga menyerukan agar seluruh elemen mahasiswa di Sulawesi Selatan bersatu menjaga perdamaian dan menolak segala bentuk kekerasan.

“Jangan sampai kita semua dijadikan alat oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan integrasi mahasiswa Sulsel. Kita harus tetap satu, menjunjung tinggi nalar, etika, dan semangat kemanusiaan,” tegas Hafid.

Selain itu, Hafid juga menyinggung beredarnya video dan foto-foto para pelaku teror yang secara gamblang terlihat di media sosial. Ia menegaskan bahwa bukti visual itu cukup kuat untuk digunakan sebagai dasar hukum.

“Sudah sangat jelas para pelaku terlihat di dokumentasi foto dan video. Kami menunggu tindakan tegas dari aparat sebelum jatuh korban,” ujarnya.

“Dan jika aparat kepolisian tidak mampu memastikan keamanan bagi Mahasiswa Luwu yang ada di Kota Makassar, maka kami berhak untuk membela diri dan siap menghadapi skenario terburuk,” tegas Hafid.

Sebagai bagian dari PB IPMIL RAYA, kata Hafid mereka akan tetap berada pada jalur damai, namun tidak akan tinggal diam jika ancaman terhadap kader dan mahasiswa Luwu terus berlanjut tanpa tindakan tegas dari pihak yang berwenang.

“Kami juga mengajak seluruh kader IPMIL RAYA untuk tidak masuk dalam pusaran konflik yang sengaja diciptakan, jangan terprovokasi oleh kelompok bertopeng dang mengenakan helm yang secara brutal beraksi tanpa identitas jelas. Itu bukanlah tindakan berani melainkan tindakan pengecut dan licik,” tandasnya.

Sebelumnya, viral disosial media spanduk yang dibentakan oleh sekelompok orang tidak dikenal menggunakan topeng dan helm. Spanduk itu dibentangkan disejumlah titik strategis di Kota Makassar yang bertulisakan “Undangan Perang Terbuka IPMIL”. (Cand)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *