LUWU UTARA – Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUTRPKP2) melakukan pengerjaan berupa pembukaan saluran air di tiga titik ruas jalan di Kota Masamba.
Kepala Bidang Pertanahan dan Penataan Ruang PUTRPKP2 Luwu Utara, Marzuki mengatakan pembukaan saluran saat ini menjadi prioritas pemerintah daerah untuk mengatasi genangan air dalam Kota Masamba saat hujan deras.
“Saat ini PUTRPKP2 terus melakukan upaya penanganan darurat agar persoalan ini sedikit bisa teratasi, sambil menunggu penanganan permanen yang nantinya akan dilakukan pemerintah pusat melalui Badan Jalan Nasional, yang rencananya akan dilakukan tahun 2021 ini,” ucap Marzuki di lokasi pembukaan saluran, Kamis (19/8).
Adapun lokasi pembukaan saluran di tiga titik tersebut yakni di Jalan Kasim Kasmad menuju Jalan Ahmad Yani, Perempatan Arma Karya ke arah Bandara samping Kantor Lurah serta Perempatan Masjid Syuhada ke arah Tombang Kalapua (Tomkal).
“Saat ini yang kita lakukan adalah penanganan sementara dulu, seperti pengerukan saluran-saluran yang terbuka agar arus air kembali lancar mengalir, tapi sekali lagi ini sifatnya sementara, sambil menunggu penanganan permanen dari pemerintah pusat,” tambahnya.
Marzuki menjelaskan pengerjaan pembukaan saluran di tiga titik di kota Masamba saat ini sudah mencapai 80 persen.
“Kita target pengerjaan rampung pekan ini, karena tinggal yang ke arah Tombang Kalapua, dua titik lainnya sudah selesai. Meski dalam pengerjaannya sempat mendapat penolakan dari warga terkait lahan, Alhamdulillah masih bisa kita atasi, dengan begitu tidak ada lagi drainase tersumbat yang dapat mengakibatkan genangan di mana-mana,” sambung Marzuki.
Diketahui, genangan yang kerap memenuhi ruas jalan di Kota Masamba merupakan hasil luapan dari Sungai Matoto atau yang biasa disebut dengan Salu Bebe singkatan dari Salu Balebo dan Bone.
Dimana luapan Salu Bebe sebelumnya dialirkan ke Sungai Masamba, namun karena bencana banjir mengakibatkan kondisi Sungai Masamba sudah lebih tinggi dari Salu Bebe sehingga tidak bisa lagi dialirkan ke Sungai Masamba, maka solusinya dengan melakukan pembukaan saluran di dataran yang lebih rendah. (IP)