Luwu- Banjir dan longsor yang menerjang 14 kecamatan di Kabupaten Luwu di sebabkan oleh masyarakat yang membuka lahan di daerah pegunungan Latomojong, Minggu (05/05/2024).
Penyebab itu disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Luwu, Muh. Saleh saat diwawancarai terkait banjir dan longsor.
“Selain karena faktor alam dengan intrnsitas cuaca ekstrim dan curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan luapan air sungai dan luapan air pasang dan meluap ke perkampungan penduduk,” katanya.
Terkait aktivitas tambang di Latimojong, Muh. Saleh menegaskan jika aktifitas tambang galian C sudah dihentikan sejak lama. “PT Masmindo inikan belum beroperasi jadi beluam ada aktifitas penambangan,” ucapnya.
Masalahnya, lanjut Pj Bupati Luwu yang dilantik sejak Februari 2024 lalu mengatakan, adanya pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat.
“Beberapa waktu lalukan kita ada aktifitas pembukaan jalan untuk menghubungkan akses dari Kecamatan Latimojong menuju Kecamatan Bastem. Nah masyarakat ini membuka lahan di tepi jalan dengan menanam pohon seperti jagung dan cengkeh yang tidak memiliki daya akar yang kuat untuk menahan air sehingga mudah terjadi longsor,” ungkap Muh. Saleh.
“Jadi bukan karena adanya aktifitas tambang legal maupun ilegal, saya sudah mengecek di Latimojong tidak ada penambangan,” tambahnya.
Untuk memanilisir terjadinya banjir dan longsor, kata Muh. Saleh, ia sudah mencanangkan penanaman 10.000 pohon dan sudah dimassifkan. (fit)