BELOPA — Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024 Dittipidsiber Bareskrim Polri mulai gencar melakukan patroli siber sebagai langkah antisipasi beredarnya berita hoax.
Dibeberapa kesempatan, beberapa bakal calon yang mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon Bupati di Kabupaten Luwu maupun bakal calon Anggota Legislatif Daerah, Provinsi, hingga anggota DPR RI dengan daerah pemilihan (Dapil) Luwu, menyebutkan bahwa, Kabupaten Luwu hingga kini masih berada dalam zona merah untuk pemilu 2024.
“Jelang pemilu serentak tahun 2024 mendatang, tentunya kita semua perlu literasi digital terkait potensi hoax dengan konten-konten pemilu yang kini mulai beredar di media sosial,” kata Kapolres Luwu, AKBP Arisandi, Jumat (27/01/2023).
Terkait patroli ciber jelang pemilu serentak 2024, menurut Kapolres Luwu, pihaknya sudah rutin melakukan hal itu. “Kejahatan Informasi dan Tranksaksi Elektronik (ITE) termasuk berita hoax bersifat cross border atau melintasi batas-batas yurisdiksi, sehingga produsen atau hulu dari kejahatan ITE ini belum tentu ada di Luwu, bisa berada dimana saja, namun dampak penyebarannya bisa kemana-mana dan melalui berbagai platform media sosial,” terangnya.
“Dalam hal ini, selain kesadaran dari masyarakat untuk tidak mengumbar berita hoax di media sosial, kepolisian, KPU dan Kominfo sudah barang tentu memiliki peran masing-masing dalam upaya pencegahan dan mendeteksi adanya penyebaran hoax atau opini negatif, serta memberikan edukasi dan kampanye positif.” tambah Arisandi.
Oleh karena itu, kata Arisandi, kita yang berada di hilir jangan sampai menjadi konsumen dari berita hoax tersebut dengan menyaring terlebih dahulu semua berita negatif (black campaign atau hate speech) sebelum men-share-nya.
“Jika menerima opini negatif (black campaign), maka langkah kita cukup dengan menghentikan pesan itu di kita, yaitu KPU, Kominfo dan Kepolisian, tidak perlu disebarkan lagi. Black campaign sudah pasti bertujuan untuk memprovokasi, merusak akal sehat kita, bahkan lebih parah bisa menciptakan disintegrasi bangsa” terangnya.
“Patroli ciber ini dilakukan sebagai strategi upaya menjaga konstelasi dan stabilitas geopolitik dalam tahapan Pemilu,” tutup AKBP Arisandi.
Untuk diketahui, memasuki tahapan pemilihan umum (Pemilu) serentak tahun 2024 mendatang, sebanyak 34 Kepolisian Daerah (Polda) se-Indonesia telah gencar melakukan patroli ciber.(fit)