MAKASSAR – Warga Makssar dihebohkan dengan kabar berita penculikan yang dialami seorang siswi SMP. VN (14) mengaku diculik enam orang bertopeng. Mendengar pengakuan tersebut, orang tuanya lalu membuat laporan polisi. Namun, belakang terungkap bahwa VN hanya mengarang cerita.
Dilansir ritmee.co.id dari Detikcom, polisi mengatakan, VN tidak diculik melainkan menginap di rumah salah satu rekannya di Makassar. Polisi menyebut VN sedang cekcok dengan orang tuanya sehingga minggat dari rumah.
“Motifnya ribut sama emaknya di rumah. Kabur, terus mau pulang lagi, takut. Terus ngarang ceritalah dia itu (mengaku diculik). Padahal nginap di rumah temannya,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko kepada wartawan, Jumat (24/1/2020).
Polisi mengetahui VN hanya bergurau (prank) setelah menyelidiki kasus ini. VN disebut polisi mengarang cerita penculikan yang dialaminya. VN saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik di Mapolrestabes Makassar.
“Kena prank. Prank-lah, bohong. Ya itulah anaknya (yang buat prank). Pelaku enam orang apaan, anaknya ngarang-ngarang cerita itu,” ujar Indratmoko.
Sebelumnya, VN menghilang selama dua hari lebih sejak Minggu (19/1) pukul 18.00 Wita hingga Selasa (21/1) pukul 11.00 Wita. Saat kembali ke rumahnya, VN mengaku ke orang tuanya bahwa ia diculik oleh enam pria bertopeng. Orang tuanya pun sempat membuat laporan polisi.
Dalam pengakuannya, VN mengatakan ia diculik saat berjalan di lorong ke arah rumahnya di Kelurahan Tidung, Rappocini, Makassar. VN juga mengaku sempat disuntik cairan misterius sehingga pingsan.
VN juga membuat pengakuan dimintai nomor orang tuanya karena pelaku hendak meminta uang tebusan Rp 50 juta. Kemudian VN mengaku berhasil kabur dari lokasi ia dibekap dengan cara melompat di jendela.
Aksi VN yang mengaku diculik juga sempat membuat heboh tetangganya. Ketua RT di lingkungan VN bahkan mengaku akan membuat imbauan agar para ibu-ibu waspada.
“Harapan saya, saya akan umumkan ke masjid untuk menyampaikan kewaspadaan kepada anak-anak di bawah umur, terutama perempuan, dan meminta kepada orang tuanya (untuk waspada),” ujar Ketua RT di lingkungan VN, Andi Safri Parenrengi saat heboh penculikan VN. (*)