LUWU- PT Masmindo Dwi Area (MDA) berkomitmen mengedepankan kesiapan dalam setiap opresasional perusahaan. Hal itu dilakukan oleh perusahan tambang emas yang berdomisili di Kecamatan Latimojong sebab MDA sadar akan lokasi yang ia tempati merupakan peringkat pertama sebagai dawrah rawan bencana di Sulawsesi Selatan, Senin (06/01/2025).
Kepala Teknik Tambang MDA, Mustafa mengatakan, Data Indels Risiko Bencana Indonesia (IBRI) menyebutkan bahwa Kabupaten Luwu berada di zona merah kerentanan gerakan tanah dan bahaya longsor.
“Berdasarkan data itu, PT Masmindo Dwi Area berkomitmen untuk mengedepankan kesiapsiagaan dalam setiap operasional perusahaan dengan memastikan seluruh kegiatan dilakukan sesuai standar keselamatan tinggi,” kata Mustafa.
“Kami juga menyadari tantangan geografis dan risiko bencana alam di Kawasan operasional MDA. Oleh karena itu dan untuk memastikan kelancaran operasioanal tanpa mengabaikan aspek keselamatan, perusahaan senantiasa mengedepankan Langkah-langkah kesiapsiagaan yang didukung oleh mitra kerja berpengalaman,” terang Kepala Teknik Tambang MDA.
Mustafa juga menambahkan, bahwa kesiapsiagaan tidak cukup hanya dari pihak perusahaan. Berkolaborasi dengan semua pihak merupakan salah satu fakator pendukung lainnya.
“Termaksud masyarakat desa lingkar tambang juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengahadapi risiko bencana. Dan untuk itu, MDA menggandeng Universitas Cokroaminoto Palopo untuk meluncurkan program Desa Tangguh Bencana atau DESTANA,” ungkapnya.
DESTANA ini kata Mustafa merupakan program yang dikembangkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam menghadapi bencana melalui penuatan kesiapsiagaan, mitigasi dan kemampuan untuk pulih pasca bencana.
“Tahap awal ini, ada dua desa yang akan dibina, yakni desa Ulusalu dan Bonelemo. Program ini akan dilakukan secara bertahap dan berlanjut hingga ke seluruh desa di Kecamatan Latimojong,” terang Kepala Teknik Tambang MDA.
Sejauh ini, PT Masmindo Dwi Area telang memasang alat system peringatan dini atau Early Warning System berupa Automatic Water Level Recorder (AWLR) di sungai Ulusalu dan Automatic Weather Station (AWS) di desa Salubulo.
“Alat ini akan memberikan mitigasi yang efektif sebagai peringatan dini secara real time tentang kondisi cuaca dan kondisi level air sungai. MDA juga memiliki tim Emergency Response Team ERT yang kompeten dalam hal survival kebencanaan. Tim ini tidak hanya diterjunkan di kawasan operasi MDA, tetapi juga aktif membantu daerah lain yang tertimpa bencana, termasuk di Kabupaten Barru beberapa waktu lalu,” tutup Mustfa. (*/fit)