EkonomiNasionalPertanian

Sektor Pertanian Tekan Inflasi, Harga dan Pasokan Beras jadi Peredam

0
×

Sektor Pertanian Tekan Inflasi, Harga dan Pasokan Beras jadi Peredam

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. (ft/ist)

Jakarta- Kinerja sektor pertanian kembali menunjukkan hasil positif. Keberhasilan itu diungkap oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang menyatakan bahwa, beras berhasil menjadi faktor utama peredam infalsi bulan November ini, Jumat (07/11/2025).

“Keberhasilan di sektor pertanian ini mencerminkan kinerja positif seluruh pihak dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan secara nasional. Alhamdulillah, beras menjadi peredam inflasi di bulan ini dan menunjukkan kinerja positif dari seluruh pihak, terutama di sektor pangan, dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan,” kata Mendagri dalam keterangan resminya pada Rabu (05/11).

Berdasarkan data terbaru, lanjut Tito Badan Pusat Statistik (BPS) mendata harga beras nasional tercatat mengalami penurunan (deflasi) pada Oktober 2025 dan berperan signifikan sebagai peredam laju inflasi nasional.

“Tekanan inflasi global masih terjadi akibat harga emas internasional yang mencapai lebih dari 40 persen yang disebabkan oleh faktor geopolitik dunia. Namun koordinasi pemerintah pusat dan daerah berhasil menjaga stabilitas harga bahan pokok, termasuk beras yang justru mengalami deflasi di sebagian besar provinsi,” ucapnya.

“Sektor pangan kita genjot terus agar harga bagus dan ketesediaan bagus. Kami mohon dukungan dari Menteri Pertanian yang mengatud dan memperkuat sektor ini,” tambah Mendagri.

Sementara Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan bahwa sebanyak 23 provinsi mengalami deflasi beras, tiga provinsi stabil, dan hanya 12 provinsi yang mengalami inflasi pada komoditas ini.

“Fakta ini menunjukkan ketersediaan beras di lapangan cukup terjaga berkat meningkatnya pasokan dan stabilnya produksi di tingkat petani. Tren ini juga menandai perbaikan signifikan dimana berdasarkan historis, dalam lima tahun terakhir, beras mengalami inflasi pada Oktober tahun 2022 dan 2023, sedangkan pada Oktober 2021, 2024, dan 2025 mengalami deflasi,” ungkapnya.

Secara umum, lanjut Amalia, data BPS juga memperlihatkan inflasi Oktober 2024 berada di level 0,28 persen dengan inflasi tahunan sebesar 2,86 persen. Kondisi ini menurut dia masih dalam kisaran aman.

“Yang menarik ialah sektor pangan justru menjadi penyumbang penurunan tekanan inflasi, di saat komoditas lainnya seperti emas perhiasan mengalami kenaikan harga. Deflasi beras secara bulanan (m-to-m) pada Oktober 2025 lebih dalam dibandingkan dengan September 2025,” ungkapnya.

“Berdasarkan data BPS, inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi, diikuti oleh transportasi serta restoran dan jasa makanan, minuman, namun penurunan harga beras telah membantu menahan laju kenaikan harga bahan pangan lainnya,” tutup Kepala BPS, Amalia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *