Soal Provinsi Luwu Raya, Pemuda Muhammadiyah : Perlu Komitmen Penentu Kebijakan

Imam Pribadi saat tergabung dalam Presmapa tahun 2004 lalu. Saat itu mereka deklarasi untuk Provinsi Luwu Raya.

PALOPO — Wacana pembentukan daerah otonomi baru kembali mendengung.

Itu setelah menteri dalam negeri, Tito Karnavian memastikan akan ada pembentukan provinsi di Papua, yakni Papua Selatan.

Bacaan Lainnya

Di Tana Luwu (Palopo, Luwu, Lutra dan Lutim), pemekt

aran jadi provinsi juga sudah lama disuarakan. Tapi terbentur moratorium.

Mencuatnya kembali wacana pemekaran daerah mendapat sambutan positif dari beberapa elemen masyarakat di Luwu Raya, salah satunya adalah dari Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Palopo, Imam Pribadi.

Dosen di Universitas Muhammadiyah itu mengatakan bahwa pembentukan provinsi Luwu Raya ini merupakan sebuah keharusahan sejarah yang harus diwujudkan karena cita-cita Tana Luwu menjadi Provinsi telah lahir sejak lama.

“Ada beberapa hal menurut saya yang harus dilakukan saat ini. Diantaranya membangun komitmen dari para elit penentu kebijakan mulai dari level daerah, provinsi sampai ke pusat harus bersinergi dan duduk bersama membincang kelanjutan cita-cita ini,” sebut Imam yang tergabung dalam Presidium Mahasiswa Palopo (Presmapa) tahun 2004 lalu. Presmapa kala itu sempat melakukan deklarasi pembentukan provinsi Luwu Raya.

Lanjut Imam, ia menyarankan agar kembali dibuat tim percepatan pemekaran yang melibatkan seluruh unsur-unsur yang berkompeten dalam masalah pemekaran.

“Pembentukan provinsi Luwu Raya ini sudah menjadi hal yang sangat dirindukan masyarakat. Tidak ada alasan pemerintah pusat untuk menolaknya ketika syarat-syarat administratifnya sudah terpenuhi. Karena saya yakin pemekaran provinsi Luwu Raya ini akan berimplikasi terhadap kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

“Luwu Raya ini sudah sangat layak menjadi daerah otonomi baru. Mulai dari infrastruktur, SDM dan potensi Sumber Daya Alam, sangat melimpah,” tambahnya. (asm)

Pos terkait