Walmas— Muhammad Faisal, siswa SMPN 1 Bosso, Kabupaten Luwu, yang setiap harinya berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki hingga 2 jam tak pernah sekalipun mengeluh, Kamis (03/08/2023).
Ditengah himpitan ekonomi dan berasal dari keluarga tidak mampu, Fisal tetap semangat menempuh puluhan kilometer dengan berjalan kaki ke sekolah untuk mewujudkan mimpinya.
“Saya ingin jadi orang cerdas, membahagiakan orang tua dan nenek saya,” kata Faisal, sambil membetulkan tali sepatunya saat di temui awak media.
Untuk berangkat ke sekolah, Faisal mengaku harus bangun lebih agar biasa menyiapkan perlengkapan sekolahnya.
“Jarak dari rumah di Desa Bosso Timur ke sekolah cukup jauh, sehingga saya harus berangkat pukul 05:30 wita setiap harinya,” ucapnya.
“Dulu, saya berangkat berdua dengan teman tapi dia sudah berhenti sekolah karena tidak kuat berjalan kaki. Sekarang saya sendiri karena teman yang lain punya kendaraan atau diantar orang tuanya,” ujar Faisal.
Tak pernah membawa bekal ataupun uang jajan saat berangkat sekolah, tak menjadi alasan bagi Faisal untuk tidak bersekolah. Ia bisa memakan buah jambu yang ia temui saat berjalan kaki.\
Bahkan salahsatu warga juga menceritakan, pernah melihat Faisal sepulang sekolah berjalan melalui kebun dan mampir memetik beberapa biji buah jambu air untuk dimakan.
“Siang-siang waktu pulang sekolah, mungkin dia lapar, jadi singgah ambil Jambu Air baru dia makan,” ucapnya.
Ibu kandung Faisal, Eak Wahyuni bercerita, meski setiap hari harus berjalan kaki dan menempuh jarak puluhan kilometer, tak menyurutkan semangat Faisal untuk terus bersekolah dan mewujudkan cita-citanya menjadi orang cerdas.
“Tidak ada bekal ataupun uang jajan. Kadang jika ada, saya berikan buat jajan Faisal di sekolah, tapi jarang, sebab untuk beli beras saja kami kesusahan,” ucap Ibu Faisal.
Eka menambahkan, Faisal merupakan anak yang tidak pernah berkeluh kesah, dia juga tidak banyak meminta pada orang tuanya.
Faisal yang kini duduk di bangku kelas II SMPN 1 Bosso itu hanya memiliki sepasang sepatu, sepasang seragam sekolah yang ia kenakan, serta sebuah tas lusuh. Baginya, selagi masih bisa dikenakan untuk bersekolah.
Bahkan, sepatu yang saat ini ia kenakan untukk berjlan kaki ke sekolah, sudah robek dan solnya pun sudah copot.
“Untuk menggantikan sepatu Faisal yang sudah rusak itu, kami terpaksa meminjam uang ke tetangga,” beber Eka.
Bahkan, Faisal yang sadar akan keadaan ekonomi keluarganya tak tinggal diam. Sepulang sekolah, siswa kelas II SMP itu selalu turun tangan membantu orang tua dan neneknya untuk membuat atap berbahan daun rumbia.
Bahkan, di hari libur, Faisal kerap pergi membantu pamannya membuat tepung sagu di hutan. Tidak ada kata liburan apalagi berkumpul dengan anak-anak seusianya untuk bermain gadget.
Usai membantu orang tua atau neneknya, Faisal hanya membaringkan badan dan sesekali bercanda dengan neneknya karena tak punya Televisi buat nonton.
Jangankan Televisi, Listrik pun mereka tak punya. Beruntung Keluarga Faisal punya tetangga yang baik sehingga mereka menyambung listrik ke rumahnya tanpa bayaran.
“Untuk penerang, kami menyambung listrik ke tetangga yang memberikannya secara gratis,” kata Eka, ibu Kandung dari Faisal.
Dibalik kegigihan dan ketangguhan Faisal yang berjalan kaki menempuh jarak puluhan kilometer demi menuntut ilmu, ternyata ia memiliki penyakit yang kadang secara tiba-tiba bisa kumat hingga membuatnya tak bisa berjalan.
“Faisal punya penyakit tulang, yang jika kambuh terkadang membuatnya tak bisa berjalan. Kalau sudah begitu, terpaksa ia tidak bersekolah sebab tidak bisa jalan dan hanya duduk atau baring hingga sakitnya hilang, kami juga tidak mampu untuk membawanya berobat,” ucap Eka.
Sementara, Sulmiati, warga di Desa Bosso Timur mengatakan Faisal setiap hari melintas di depan rumahnya. Untuk mempersingkat waktu tempuh ke sekolah, Faisal memilih jalan pintas dengan melintasi sawah dan pemakaman.
“Berjalan kaki sendiri, tapi kadang juga ada yang beri tumpangan sampai ke jalan trans sulawesi,” kata Sulmiati.
Sulmiati mengaku sempat mengabadikan saat Faisal melintas depan rumahnya. Video tadi kemudian diposting ke sosial media dan mengundang simpati warganet.
Hingga bantuanpun berdatangan, ada yang menyumbangkan sepeda motor, uang tunai dan seragam sekolah.
Risa, Wali kelas Faisal mengatakan siswa didiknya tadi kerap bercerita tentang kondisi rumah dan aktifitasnya sepulang sekolah. Faisal adalah siswa yang rajin dan pendiam.
“Kami para guru di sekolah ini sangat prihatin dengan Faisal, karena jarak dari rumahnya ke sekolah memang cukup jauh kalau berjalan kaki, kalau pulang sekolah dia membantu orang tuanya bikin atap rumbia,” kata Wali Kelas Faisal. (fit)