Tarif Sewa Apartemen & Perkantoran Jakarta Naik Karena Banyak Permintaan

Sewa Apartemen Jakarta Selatan Sky View
Sewa Apartemen Jakarta Selatan Sky View

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan tarif sewa untuk beberapa properti komersial yang disurvey di sewa apartemen di jakarta barat pada triwulan I-2020. Tarif sewa perkantoran tercatat naik 2,73%, sementara tarif sewa apartemen naik 8,13%.

Berdasarkan surveinya, BI menyebutkan bahwa meningkatnya pasokan perkantoran sewa di Jakarta sebesar 2,57% atau bertambah 172.636 meter persegi. Dengan demikian tingkat hunian menjadi 95,54%.

Tercatat perusahaan yang banyak menyawa antara lain telekomunikasi, keuangan, saham, minyak dan gas.

“Tingginya permintaan telah mendorong tarif sewa meningkat lebih besar dibandingkan kenaikan pada triwulan lalu (0,90%) yaitu sebesar 7,73% menjadi Rp 867.061/m/bulan,” jelas Survei BI seperti dikutip, Selasa (15/5/2012)

Kenaikan tarif sewa ini didorong oleh kenikan tarif sewa di wilayah sekunder (non CBD) sebesar 4,03% (q to q) menjadi Rp 936.610 per meter per bulan. Sementara wilayah primer (CBD) naik 2,11% (qtoq) menjadi Rp 184.848 per meter per bulan. Hal ini juga yang mengakibatkan banyak orang berbondong2 jual apartemen di jakarta barat.

BI juga mencatat tarif sewa apartemen di Jakarta meningkat cukup pesar sebesar 8,13% menkjadi Rp 966.187 per meter per bulan.

“Kenaikan sewa ini selain disebabkan karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga didorong oleh kebijakan pihak manajemen untuk menaikan tarif sewa untuk mengantisipasi kenaikan biaya operasional yang disebabkan oleh ekspektasi kenaikan harga BBM,” jelas laporan tersebut.

Secara suplai, selama tiga bulan pertama 2020, suplai apartemen sewa di Jakarta tetap sebanyak 11.787 unit, dengan tingkat hunian turun 3,12% menjadi 77,22%.

“Penurunan hunian ini karena faktor pengerjaan renovasi pada beberapa apartemen sewa relatif lebih lama karena harus bersaing dengan apartemen baru,” jelas laporan itu.