LUTRA – Komandan Batalyon D Pelopor Satbrimob Baebunta, Polda Sulawesi Selatan, Kompol Muhammad Agus, menegaskan tidak memberi ruang bagi perilaku menyimpang di lingkungan satuan yang ia pimpin. Pernyataan ini disampaikannya di ruang kerja, Rabu (23/7/2025) sebagai tanggapan atas kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan sejumlah personel Brimob di Desa Sabbang, Kecamatan Sabbang, Luwu Utara.
“Di sini tidak ada tebang pilih. Semua anggota yang terbukti melanggar aturan akan ditindak tegas sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP),” tegasnya.
Kompol Agus memastikan seluruh anggota yang terlibat dalam insiden tersebut telah dijatuhi sanksi disipliner. Satu-satunya yang belum menjalani sanksi adalah Briptu Vijai karena sedang mengikuti pendidikan kejuruan lanjutan Brimob di Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur, yang telah terjadwal jauh sebelum kejadian.
“Semuanya sudah kita beri sanksi. Hanya Briptu Vijai yang belum karena masih menjalani pendidikan. Setelah dia kembali, tentu akan kami beri sanksi sesuai SOP,” ujar Kompol Agus.
Ia juga membantah rumor bahwa pendidikan yang diikuti Briptu Vijai bertujuan untuk kenaikan pangkat. Dijelaskannya bahwa itu adalah program pengembangan kejuruan lanjutan, bukan alih golongan.
“Pendidikan yang diikuti Briptu Vijai bukan pendidikan pengembangan alih golongan, tetapi pengembangan kejuruan lanjutan Brimob. Beliau berangkat mengikuti pendidikan sehari setelah kasus mencuat, dan itu pun sudah terjadwal sejak enam bulan sebelumnya,” paparnya.
Kompol Agus menyebut proses hukum terhadap Briptu Vijai tetap berjalan dan kini ditangani oleh Polres Luwu Utara. Ia menekankan bahwa semua personel diperlakukan sama tanpa adanya perlakuan khusus.
“Kasusnya ditangani oleh Polres Luwu Utara, dan prosesnya masih berjalan. Kami tegaskan tidak ada perlakuan khusus, semua tetap kita tindak sesuai aturan,” jelasnya.
“Semoga dengan adanya ketegasan ini, lebih memperkuat lagi kedisiplinan anggota dan lebih menjaga kepercayaan masyarakat,” tutupnya. (*)
