Walmas- Keluarga siswa meninggal dunia akibat terbawa arus sungai di Walenrang Barat pada 27 Oktober 2024 lalu mendapat santunan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, Senin (02/12/2024).
Kepala Bidang Sekilah Dasar, Padlan A. Nur Padelang mengatakan, selain siswa yang meninggal dunia, pihaknya juga memberikan bantuan kepada satu orang siswa lainnya yang tengah menjalani perawatan seadanya di rumah.
“Santunan dan bantuan ini diserahkan SD Sabtu 30 November 2024 lalu. Kedua orang anak yang mendapat bantuan yaitu Fajar yang meninggal dunia akibat terseret arus sungai di Walenrang Barat,” katanya.
“Sementara yang mendapat bantuan untuk perawatan medis yaitu Ayub, siswa SD asal Batu Sitanduk, Kecamatan Walenrang yang menderita penyakit langka,” tambah Kabid SD.
Penyerahan bantuan itu, merupakan rangkaian dari kegiatan Pertemuan Rutin Dharma Wanita Persatuan Unit Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu. Dan atas kejadian itu, kami sepakat untuk melaksanakan bakti sosial untuk menggalang dana yang sepenuhnya diserahkan kepada keluarga dari kedua siswa tersebut.
“Untuk membantu siswa ini, kami memberikan motivasi kepada peserta didik lainnya termaksud tenaga pendidik di satuan pendidikan agar menyisihkan sebagian uang jajan mereka agar dapat membantu temannya,” ucapnya.
“Dari aksi sosial ini, kita berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp. 61 Juta lebih dan telah diserahkan kepada kedua keluarga siswa itu. Bakti sosial yang dijalankan ini sejalan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulim Merdeka,” terang Kabid SD.
Mendapatkan bantuan, Yenti Taloang (36) keluarga Fajar yang meninggal akibat terbawa arus mengucapkan rasa syukur yang mendalam atas apa yang diberikan.
“Kami sangat berterima kasih kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, bapak Kabid SD pak Kepsek, Guru-guru dan anak-anak SD yang telah memberikan bantuan ini,” ujar Yenti.
Sementara dari pihak Ayub yang menderita penyakit serius penerimaan bantuan diwakili oleh Kepala Sekolah SDN 661 Pasang, Indarwati.
Menurut Indarwati, murid bernama Ayup tersebut terjangkit penyakit Leukemia dan saat ini masih menjalani perawatan.
“Murid kami tersebut saat ini masih dalam kondisi sakit dan perawatan medias, dia juga dianjurkan untuk mengonsumsi obat herbal, mestinya dia berobat ke rumah sakit akan tetapi kemampuan orang tuanya hanya pas-pasan, jadi dia hanya dirawat di rumah saja sambil konsumsi obat herbal, sementara harga obat herbal itu cukup mahal,” tutur Indarwati.
Indarwati mengatakan Ayup anak kelas 4 sempat dirawat di rumah sakit Atmedika Palopo kemudian dirujuk ke Makassar.
“Setelah dirawat di Palopo beberapa hari kemudian dirujuk ke Makassar, namun karena kemampuan orangtuanya yang terbatas sehingga dia memutuskan dirawat di rumah saja,” imbuh Indarwati. (*/fit)