DaerahHeadlinePertanian

Terkendala Saluran Irigasi, Petani Sawah di Desa Cimpu, Suli sudah 2 Tahun tidak Produksi Padi

0
×

Terkendala Saluran Irigasi, Petani Sawah di Desa Cimpu, Suli sudah 2 Tahun tidak Produksi Padi

Sebarkan artikel ini
Kondisi persawahan milik petani di Desa Cimpu, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu yang sudah 2 tahun tidak digarap karena terkendala tidak adanya saluran irigasi akibat rusaknya bendungan Radda pasca bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi pada 2024 lalu. (ft/dok).

LUWU- Warga di Desa Cimpu, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu khususnya mereka para petani sawah sudah cukup lama tidak lagi menggarap persawahan mereka.

Salah seorang petani di desa Cimpu, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu mengatakan, sudah 2 tahun petani yang ada di desanya tidak berproduksi karena terkendala pengairan.

“Sudah cukup lami para petani sawah tidak turun menggarap, sebab irigasi untuk pengairan tidak ada atau rusak. Tepatnya pasca banjir dan longsor di tahun 2024,” katanya, Selasa (28/10/2025).

Dia berharap mendapatkan bantuan irigasi pertanian baik dari pemerintah pusat, provinsi, khususnya pemerintah Kabupaten Luwu.

“Kami berharap ada bantuan irigasi untuk dari pemerintah agar para petani yang menggantungkan hidup dari persawahan, agar produktivitas sawah-sawah yang kami garap meningkat,” ujarnya.

Bantuan irigasi pertanian di Luwu yang dimaksud seperti perbaikan bendungan suplesi di Radda yang rusak akibat banjir dan longsor beberapa waktu yang lalu.

Sementara Suyani sebagai Fungsional Ahli Pengairan kabupaten Luwu, bendungan suplesi radda tersebut dibangun sejak tahun 2022, dan diresmikan pada tahun 2023.

“Pasca bencana alam banjir dan longsor yang menimpa kabupaten Luwu pada tahun 2024 lalu memang menyebabkan saluran pengelak jebol dan rusak, sehingga tidak bisa berfungsi,” ungkapnya.

Lebih lanjut Suyani mengatakan, bendungan tersebut mengairi sekitar seribu hektar lahan persawahan di dua kecamatan dan 5 desa, yaitu Kecamatan Belopa, dan Kecamatan Suli. Sedangkan Lima desa lainya yaitu desa Cimpu, desa senga, cakkeawo, malela, dan kasiwiang.

“Hingga saat ini sudah 3 kali musim tanam padi, namun petani tidak mengolah sawah, dan diperkirakan kerugian selama ini mencapai kurang lebih 80 miliar dari 3 kali musim tanam di 2 kecamatan yang meliputi 5 desa tersebut,” kata Suyani.

Suyani selaku Fungsional Ahli Pengairan kabupaten Luwu sangat mengharapkan langkah-langkah Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun daerah untuk percepatan pembangunan, karena masyarakat petani di kabupaten Luwu sangat membutuhkan.

Untuk diketahui, 80% dari penduduk di 5 desa tersebut merupakan petani sawah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *