BELOPA — Ketua Komisi II DPRD Luwu, Wahyu Napeng, dikenal vokal dan kritis saat pembahasan RAPBD 2020. Sebagai anggota Badan Anggaran (Banggar) angka-angka yang diusulkan oleh eksekutif ditelisik dan dicermati satu-persatu.
Ia dengan tegas mencoret usulan yang dianggapnya tak berpihak ke masyarakat.
Diketahui, saat pembahasan yang lalu banggar DPRD Luwu menunda atau mempending sejumlah usulan seperti revitalisasi beberapa lapangan, pengadaan kendaraan dinas untuk bupati dan wakil bupati dan lainnya.
Wahyu Napeng berada di barisan terdepan. Ia mengaku sikap yang ditunjukkannya merupakan bagian dari komitmennya memperjuangkan hak masyarakat.
” Saya diberikan amanah oleh rakyat untuk duduk di parlemen. Tentu, saya harus berjuang sebagai perwakilan dari masyarakat,” kata legislator asal Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Wahyu Napeng sudah dua periode terpilih sebagai anggota DPRD Luwu. Pada periode pertama ia merupakan perwakilan dari Partai Nasdem. Pada pileg 2019 yang digelar April 2019 lalu, ia kembali terpilih lewat PAN.
Pria dengan slogan ‘Petani Memanggil’ ini, mengatakan dirinya tidak pernah menolak program seperti revitalisasi. Menurutnya, Belopa sebagai ibukota Kabupaten Luwu, memang harus dipercantik.
Hanya saja kata dia, untuk saat ini program tersebut belum terlalu mendesak dan bukan skala prioritas. Masih banyak kata dia, sektor lain yang lebih membutuhkan perhatian dan anggaran besar dari pemerintah.
Misalnya di bidang pertanian seperti pembuatan irigasi, pengadaan alat pertanian, bantuan bibit dan lainnya.
” Saya bukan menolak revitalisasi. Tapi baiknya dipending dulu. Masyarakat khususnya petani belum sejahtera. Pemerintah harus memberikan stimulus agar kesejahteraannya bisa meningkat,” tegasnya.
Sejumlah masyarakat mendukung sikap yang ditunjukkan oleh Wahyu Napeng. Mereka berharap, pemerintah lebih memperhatikan petani.
Program seperti pembangunan infrastruktur pertanian agar ditambah sehingga bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh petani. (fit)