DaerahHeadline

Polisi Periksa CCTV Hotel Terkait Dugaan Pemerkosaan Mahasiswi Palopo, Kasatreskrim : Tidak Ada Tanda Mencurigakan

285
×

Polisi Periksa CCTV Hotel Terkait Dugaan Pemerkosaan Mahasiswi Palopo, Kasatreskrim : Tidak Ada Tanda Mencurigakan

Sebarkan artikel ini
ilustrasi pemerkosaan

PALOPO — Aparat kepolisian Polres Palopo telah memeriksa CCTV di tempat kejadian, di mana Bunga (nama samaran, red) diduga diperkosa.

Kasat Reskrim Polres Palopo AKP Andi Aris Abu Bakar mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa langkah penyelidikan dengan mengambil CCTV di tempat kejadian dan mengambil hasil visum dari dokter.

“Hasil visum sama sekali tidak ada tanda-tanda kekerasan. Tidak ada luka dikemaluan korban maupun luka lain ditubuh korban,” jelasnya, Kamis (3/11/2021) kepada wartawan.

Mantan Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Makassar ini juga mengatakan, dari hasil pemeriksaan CCTV korban dan pelaku masuk secara bersamaan. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari hasil rekaman video kamere cctv tersebut.

“Begitupun CCTV sudah kami lihat. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Mereka masuk bersama-sama,” imbuhnya.

Meski jalur yang ditempuh oleh korban baru sebatas pengaduan, pihak Polres Palopo akan segera melakukan gelar perkara untuk mengungkap fakta pada kasus ini.

“Jadi memang baru sebatas pengaduan belum laporan resmi.Sekarang terduga pelaku masih status wajib lapor. Bukan dibebaskan,” jelas perwira kelahiran Soppeng ini.

Dalam menangani kasus ini, Polres Palopo akan mengacu pada hasil proses gelarperkara serta hasil visum dari ahli, dalam hal ini pihak dokter.

“Kita akan tetap penuhi semua prosedur hukum. Kita jalankan semua prosesnya. Ada hasil visum dari ahli, bukan dari Polisi. Serta gelar perkara juga akan dilakukan,” pungkas Kasat Reskrim.


Sebelumnya diberitakan, Bunga (nama samaran,red) tertunduk lesu saat curhat ke beberapa wartawan, Rabu (3/11/2021) malam di sebuah ruangan di kawasan GOR Kota Palopo.

Mahasiswa semester 3 itu mengaku diperkosa oleh Fa yang tak lain adalah seniornya di kampus Universitas Andi Djemma.

Ia nampak trauma. Tidak menyangka akan mendapat perlakuan dari senior yang dikenalnya baik.

Bunga kini terlihat tertekan. Tekadnya untuk tetap kuliah berada di ujung tanduk. Itu akibat kasus yang dialaminya.

“Dia (Fa) asisten lab di kampus. Setelah saya melapor ke polisi, saya diminta oleh salah satu staf kampus untuk cabut laporan,” kata Bunga.

“Katanya kalau sampai ke meja hijau, saya akan dikeluarkan dari kampus. Saya tetap ingin kuliah,” kata Bunga tertunduk sambil memegang kedua tangannya.

Gadis berusia 19 tahun asal Kabupaten Luwu itu melaporkan Fa ke Mapolres Palopo pada Sabtu (30/10/2021) lalu. Kepada media, Bunga mengaku direnggut kesuciannya secara tak terduga dan tiba-tiba oleh Fa yang juga berasal dari Kabupaten Luwu.

Saat curhat ke beberapa wartawan Rabu (3/11/2021) malam, Bunga yang kini duduk di bangku semester 3 mengaku awalnya tidak menaruh curiga ke FA yang tiba-tiba memintanya untuk datang menjemput di kos.

“Beberapa hari yang lalu, dia (Fa) tiba-tiba WA saya. Katanya mau ma print di kos. Saya bilang, silakan datang. Karena memang di kos juga banyak teman. Sempat dua kali ma print,” kata Bunga mengawali ceritanya.

“Kemarin (Sabtu pagi) tiba-tiba menelfon lagi. Minta tolong ditemani ke hotel untuk ambil laptop. Saya iyakan dan langsung di jemput di kos,” sambungnya.

Di  jalan menuju salah satu hotel yang ada di kawasan Labombo, Bunga sempat disuruh mampir beli air minum di ritel modern. Tidak jauh dari hotel yang akan dituju.

“Disuruh beli air minum, karena katanya akan menunggu lama dan sendiri. Pas tiba di hotel, dia buka pintu kamar dan suruh masuk,” kata Bunga.

“Saya sempat berpikir tidak mungkin saya mau diapakan karena orangnya baik sekali,” katanya lagi.

Di dalam kamar, Bunga di suruh menunggu sambil baring. Juga disuruh tidur. Sementara Fa mengaku akan mengerjakan laporan di dalam kamar.

“Sekitar setengah jam saya baring, dia langsung matikan lampu dan menindis badanku. Sempatka berteriak, tapi mulutku ditutup,” katanya dengan nada sedih.

Bunga tak bisa berbuat banyak saat mulutnya ditutup menggunakan tangan. Ia merasakan pakaiannya mulai dilucuti satu persatu. Dan diperlakukan layaknya seorang istri.

“Setelah itu, saya langsung lari keluar kamar hotel dan sembunyi di rumah warga. Saya lihat dia pergi ke arah pantai Labombo. Dan saya meminta teman untuk dijemput. Setelah sampai di kos, saya ceritakan ke teman,” terang Bunga.

Bunga melaporkan peristiwa yang dialaminya ke mapolres Palopo pada Minggu (31/10/2021) dini hari. Informasi yang ia dapat, hanya beberapa saat melapor, pelaku langsung dibawa ke kantor polisi. Bunga juga telah melakukan visum dan katanya ditemukan luka pada bagian vital.

“Informasinya sempat ditahan, tapi saya tidak tahu bagaimana sekarang,” tutup bunga menundukkan kepalanya.

Mendengar hal itu, sejumlah rekan Bunga langsung mendatangi mapolres Palopo Rabu (3/11/2021) malam ini. Mereka ingin memastikan apakah pelaku benar-benar ditahan.

Dari informasi yang diperoleh dari petugas piket, memang pelaku sempat dibawa ke Mapolres Palopo. Namun saat ini telah dikeluarkan.

“Kalau mau tahu perkembangannya lebih detail, silakan datang besok pagi. Takutnya kami salah menginformasikan, karena sudah ada penyidiknya,” kata salah satu polisi yang berjaga. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *