Sulsel

Sekolah Anak Percaya Diri; Tempat Luka Hati Disembuhkan, Masa Depan Diharapkan

965
×

Sekolah Anak Percaya Diri; Tempat Luka Hati Disembuhkan, Masa Depan Diharapkan

Sebarkan artikel ini
Anak-anak SAPD Shelter Puanmakari menunjukkan kemampuannya di hadapan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo.

Energi masa depan Indonesia bukan hanya energi baru terbarukan, tetapi juga anak-anak yang sehat raga, juga jiwanya. Merekalah yang akan menggerakkan “mesin” pembangunan bangsa ini, kelak.

***

RISMA Yanti tak pernah menyangka bisa ada di fase sekarang. Dia sudah menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin, Makassar, jurusan Kesehatan Masyarakat. Hal yang tampak ajaib jika melihat masa kecilnya. Penuh trauma dan tekanan.

Risma mengaku program Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD), binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, mengubah hidupnya.

”Dulu saya pemalu dan jarang keluar rumah. Setelah ikut SAPD, saya jadi percaya diri dan punya banyak teman,” sebut Risma, Selasa, 5 Agustus 2025.

Di SAPD yang dinamai Shelter Puanmakari, generasi demi generasi dididik dalam pendidikan khusus yang juga punya kurikulum. Rata-rata adalah anak nelayan. Bapak mereka kadang lama di laut, ibu di rumah memaksa bekerja untuk membantuk perekonomian keluarga. Kalau menolak, kata Nuraeini, local hero Pertamina untuk program itu, sering menjadi penyebab kekerasan. Anak-anak menerima pukulan dan benakan.

Shelter Puanmakari berada tidak jauh dari Pelabuhan Paotere. Mendengar nama ini, sulit melepaskannya dari khazanah kuliner Makassar. Di sanalah ikan-ikan segar diturunkan dari kapal para nelayan, sebelum dibawa ke dapur rumah-rumah makan. Itulah yang kemudian akan tiba di piring kita jika datang berkunjung. Tinggal pilih bumbu apa untuk melumurinya. Mau bumbu parape atau rica, keduanya sama-sama pemantik cucuran keringat di tubuh dan rasa puas di lidah.

Paotere adalah nama yang melegenda, salah satu kawasan yang menjaga denyut ekonomi kota ini. Tempat yang sibuk.

Tetapi pada lorong-lorong di sekitarnya, tempat rumah-rumah penduduk saling himpit, ada sebuah persoalan yang tak bisa dibiarkan. Memang tidak terlihat dari luar, namun tampak nyata di mata Nuraeni, yang tinggal di kawasan itu.

“Banyak anak yang membutuhkan pertolongan. Mereka mengalami trauma lantaran KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) atau bahkan ada yang jadi korban kekerasan seksual,” tuturnya.

Nuraeni mengaku paling sedih jika melihat anak-anak yang sudah tampak murung, kehilangan semangat, tidak percaya diri, dan seperti telantar pula.

“Padahal, kita perlu menyiapkan mereka sebagai penerus di masa depan. Kita ini semakin tua dan akan hilang,” ucap perempuan yang mendirikan Kelompok Wanita Nelayan (KWN) Fatimah Az-zahra itu sejak 2007, juga binaan Pertamina. Kelompok usaha yang memproduksi aneka olahan ikan, mulai dari nuget, abon, hingga bakso.

Nuraeni pun merasa anak-anak korban trauma itu perlu mendapat bantuan psikiater atau psikolog. Tetapi itu hampir mustahil. Mereka rata-rata dari keluarga yang tidak begitu lapang dari sisi ekonomi. Orang tua mereka nelayan yang tak berdaya di hadapan para tengkulak.

Namun, melihat arus kas KWN Fatimah Az-zahra kian membaik, beberapa jenis produk sudah meramaikan rak supermarket, bahkan ada yang dikirim hingga provinsi lain seperti Jambi dan Papua, Nuraeni merasa sanggup melakukan sesuatu. Toh rata-rata ibu rumah tangga yang bekerja di KWN itu adalah istri para nelayan. Maka keuntungan dari usaha tersebut tak ada salahnya disisihkan untuk mengobati luka batin anak-anak nelayan.

Secara tidak langsung, ikan juga yang membuat anak-anak itu terselamatkan. Ikan yang dibawa ayah mereka dari laut, diolah jadi berbagai macam produk oleh KWN, dan sebagian keuntungan untuk membuat sebuah sekolah. Memang informal, tetapi sangat membantu.

Nah, di antara dapur produksi olahan ikannya itulah KWN mendirikan Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD). Nama yang bisa membuat siapa pun bisa paham bagaimana pola dan tujuan pendidikannya.

SAPD awalnya memiliki 10 murid hingga bertambah dan kini sudah mencapai 57 anak aktif dan total 160 partisipan.

Layaknya sebuah sekolah, ada guru yang mengajar. Guru-guru yang mengarahkan apapun pembelajarannya untuk bisa memulihkan kepercayaan diri anak korban trauma, entah akibat kekerasan orang tua, eksploitasi, atau tindak kekerasan seksual.

Sekolah di Jalan Barukang III Lorong 3, Kota Makassar itu mengajak murid-muridnya untuk membuat kerajinan, berlatih menari, menyanyi, sampai mengaji bagi yang muslim. Anak-anak diharapkan mampu bersikap lebih baik, punya kepercayaan diri untuk bersosialisasi, dan bisa mengetahui bahwa mereka dilindungi.

“Kami mendirikan sekolah ini bermodalkan uang yang kami sisihkan dari kegiatan usaha Fatimah Az-zahra. Cita-cita kami hanya satu, anak-anak ini terbebas dari pengalaman traumatik yang terjadi dalam kehidupannya, sehingga dapat kembali beraktivitas dan meraih cita-cita seperti anak-anak normal lainnya,” ujar Nuraeni.

Dia menceritakan bahwa awalnya sampai harus mengumpulkan pensil atau pulpen dari pertemuan-pertemuan yang diikutinya, untuk dipakai lagi oleh anak-anak di SAPD. Tetapi kata orang, niat baik akan menemukan jalannya.

Dua tahun setelah sekolah didirikan, Pertamina datang. BUMN itu menghadirkan sanggar belajar dan menari untuk anak-anak itu. Pada hari tertentu, karyawan Pertamina juga hadir untuk mengajar; lebih tepatnya memberi inspirasi. Mereka berdiri di depan kelas untuk mengajak anak-anak berani bersuara, berani menyampaikan pendapat dan impian-impiannya.

Bila Anda berkunjung ke sekolah itu siang atau sore hari, boleh jadi akan bertemu dengan anak-anak yang sibuk dengan rebana. Ada juga anak laki-laki yang menabuh gandrang bulo, gendang khas Bugis-Makassar. Anak-anak perempuan membuat gerakan meliuk, membuat formasi yang teratur.

Program SAPD kini merupakan program unggulan dari Integrated Terminal (IT) Pertamina di Makassar. Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Okky Aditya Wibowo menuturkan, shelter Puanmakari adalah salah satu program CSR atau TJSL yang mendapat perhatian sangat serius.

“Sebab perannya juga serius, menyelamatkan generasi korban kekerasan untuk pulih dan berdaya,” ucap Okky.

SAPD merupakan program CSR/TJSL yang sudah tujuh tahun dibina. Berdasarkan hasil social mapping yang dilakukan IT Makassar di sekitar wilayah operasinya yaitu Kelurahan Pattingalloang, Kota Makassar, terdapat anak-anak yang terdampak dari kasus KDRT dan eksploitasi. Sekolah itu menjadi wadah bagi anak-anak tersebut untuk melepaskan diri dari tekanan dan trauma serta menjadi tempat untuk pengembangan diri.

Sejak 2018, Pertamina secara berkesinambungan mendampingi program ini hingga anak-anak SAPD mampu mengalami peningkatan kepercayaan diri. Dibuktikan dengan pengukuran angket psikolog.

Pertamina bahkan turut membantu proses pemasaran dari kemampuan menari anak-anak SAPD usia remaja sehingga mereka mampu memperoleh penghasilan sendiri. Kini mereka berani tampil di event-event dengan bayaran Rp600 ribu hingga Rp1,2 juta per event.

Nuraeni pun menceritakan bagaimana anak-anak itu kini menjadi jauh lebih percaya diri. Tidak seperti saat pertama diajak masuk ke sekolah itu. Anak-anak yang pendiam, pemalu, murung, dan yang paling perih adalah menyimpan luka dalam. Benar-benar luka dalam sebab berada di lubuk terjauh pada diri seorang manusia; jiwa.

Teman Setia

Sebenarnya bukan kebetulan jika Pertamina ikut menopang operasional Sekolah Anak Percaya Diri itu. Pertamina sudah sejak 2014 melihat ada yang istimewa dari Kelompok Wanita Nelayan (KWN) Fatimah Az-zahra. Kelompok yang menampung istri para nelayan. Mereka diajari baca-tulis, mengaji, dan ikut memproduksi makanan olahan dari ikan. Kelompok yang dari keuntungannya juga membuat pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk lansia hingga memberi biaya pemakaman untuk warga sekitar.

Pertamina pun mengarahkan CSR atau kini lebih dikenal dengan TJSL-nya untuk membina KWN Fatimah Az-zahra. Tak cuma membantu biaya operasional, namun juga memperkuat manajemen kelompok, menghadirkan pelatihan keuangan, hingga membantu pemasaran.

Pertamina juga ada saat KWN tersebut mula-mulanya mendirikan sekolah pemberdayaan untuk kaum perempuan. Pertamina adalah teman lama yang tak pernah pergi. Tak pernah meninggalkan.

Makanya ketika KWN kemudian mendirikan Sekolah Anak Percaya Diri atau SAPD, dukungan kembali diberikan secara kontinu.

“Pertamina memberikan bantuan mulai dari perlengkapan belajar-mengajar seperti papan tulis, peralatan peraga, hingga mendatangkan volunteer dari luar negeri untuk dapat berbagi pengalaman dan ilmu kepada anak-anak,” ujar Nuraeni.

Dia mengakui, setelah mendapatkan bantuan dari Pertamina, kini Sekolah Anak Percaya Diri bisa berjalan lebih maksimal. Berbagai piala dan piagam dipajang di tengah bangunan sekolah sekaligus rumah produksi olahan itu. Pengakuan dari banyak lembaga atas kiprah SAPD sebagai institusi dan Nuraeni sebagai figur perintis.

Nuraeni juga kerap diundang berbicara ke berbagai provinsi. Dia bahkan sudah membagikan ilmunya hingga ke Malaysia, Singapura, hingga Sri Lanka. Penghargaan dari beberapa kementerian pun didapatkannya.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) juga menyematkan pengakuan kepada Pertamina sebagai perusahaan pertama yang menerapkan sistem pendampingan komprehensif sebagai inovasi sosial bagi anak korban KDRT melalui program Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD).

Percontohan Nasional

Kesuksesan SAPD membuat Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo datang langsung ke Shelter Puanmakari, Selasa, 5 Agustus 2025. Dia penasaran bagaimana program unggulan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi ini berhasil meraih PROPER Emas dua tahun berturut-turut (2023 dan 2024) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Program ini menjadi percontohan nasional dalam penguatan kapasitas perempuan dan pendampingan anak korban kekerasan berbasis komunitas.

Shelter Puanmakari menjadi simbol nyata komitmen Pertamina terhadap pengembangan inovasi sosial yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Mars Ega Legowo meninjau langsung berbagai layanan yang ada di shelter tersebut, termasuk layanan psikologi tatap muka, pendampingan komunitas, serta platform psikologi daring (online) yang telah diakses luas oleh masyarakat.

“Pertamina Patra Niaga berkomitmen tidak hanya menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga aktif membangun kesejahteraan sosial melalui penerapan prinsip ESG di setiap lini operasional. Penghargaan PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup menjadi bukti kontribusi kami dalam membangun dari desa, mendorong pemerataan ekonomi, dan memberdayakan masyarakat demi masa depan yang lebih baik,” ucap Mars Ega Legowo.

Foto bersama direksi PT Pertamina Patra Niaga dengan pengurus dan siswa SAPD Shelter Puan Makari.

Program Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD) menjadi salah satu bagian penting dari Puanmakari. Program ini didukung oleh tim profesional, termasuk 2 psikolog, 1 konselor, dan 1 guru pendamping, yang secara konsisten memberikan layanan pemulihan dan penguatan mental anak-anak.

Mars Ega Legowo pun sempat mendengar penjelasan dari Risma Yanti, salah satu alumni SAPD, Risma Yanti, kini tengah menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin.

”Harapan saya adik-adik bisa terus belajar dan percaya diri agar bisa meraih masa depan yang lebih baik,” sebut Risma.

Dampak positif juga dirasakan oleh orang tua murid, Wahida Rahman. Menurutnya, SAPD telah membantu anaknya menjadi lebih percaya diri dan santun.

”Anak saya dulu pendiam dan tertutup. Sekarang dia lebih kreatif dan sopan kepada orang tua. Semoga program ini terus berlanjut dengan pembelajaran yang semakin berkualitas,” ungkap Wahida.

Shelter ini juga telah menjadi ruang aman dan pemberdayaan bagi 221 perempuan, yang sebagian besar adalah penyintas kekerasan. Para perempuan tersebut tidak hanya mendapatkan layanan pemulihan, tetapi juga pelatihan dan edukasi untuk bangkit secara sosial dan ekonomi.

Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fanda Chrismianto, menyampaikan bahwa pencapaian Puanmakari tidak hanya sekadar angka, melainkan bukti komitmen kuat dalam membangun keberlanjutan sosial.

“Puanmakari adalah bukti bahwa keberhasilan bisnis bisa berjalan berdampingan dengan keberpihakan pada kemanusiaan. Kami akan terus mendukung lahirnya inovasi sosial lain yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, karena inilah esensi keberlanjutan yang sesungguhnya,” ujar Fanda.

Puanmakari juga telah meraih berbagai penghargaan nasional dan regional, di antaranya Padmamitra Award dari Kementerian Sosial RI (2020) atas kontribusi sosial dalam pemulihan korban kekerasan, Penghargaan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulsel (2024) sebagai perusahaan dengan inovasi pengembangan perempuan berbasis komunitas, Pengakuan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai perusahaan pertama yang melakukan pendampingan terhadap anak korban KDRT melalui program SAPD.

Shelter Puanmakari saat ini telah menjangkau lebih dari 400 penerima manfaat dan menjadi model rujukan nasional dalam program pemulihan korban kekerasan berbasis komunitas. (imam dzulkifli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *