PARIS – Majalah satir asal Prancis, Charlie Hebdo, menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad. Pada 2015, penerbitan kartun Nabi ini memicu serangan terhadap kantor majalah yang berbasis di Paris tersebut.
Dilansir ritmee.co.id dari SINDOnews, langkah itu diumumkan pada hari Selasa (1/9/2020) waktu setempat, atau sehari sebelum 13 pria dan seorang wanita yang dituduh menyediakan senjata dan logistik diadili dengan tuduhan terorisme pada hari Rabu esok.
“Gambar-gambar itu milik sejarah, dan sejarah tidak dapat ditulis ulang atau dihapus,” bunyi editorial majalah itu yang menyertai karikatur tersebut seperti dilansir dari Al Jazeera.
Kantor media itu sempat dibom pada tahun 2011 dan kepemimpinan editorialnya ditempatkan di bawah perlindungan polisi, yang masih berlaku sampai hari ini. Laurent Sourisseau, direktur surat kabar dan salah satu dari sedikit staf yang selamat dari serangan itu, menyebutkan nama masing-masing korban dalam kata pengantar untuk edisi minggu ini.
“Jarang ada yang, lima tahun kemudian, berani menentang tuntutan yang masih begitu mendesak dari agama pada umumnya, dan beberapa pada khususnya,” tulis Sourisseau, yang juga akrab disapa Riss.
Serangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo dan dua hari kemudian supermaket halal terjadi pada Januari 2015, memicu gelombang pembunuhan yang diklaim oleh kelompok bersenjata ISIS di seluruh Eropa.
Tujuh belas orang tewas dalam serangan itu – 12 di antaranya di kantor Charlie Hebdo – bersama dengan ketiga penyerang. Para penyerang, dua bersaudara Cherif dan Said Kouachi, mengklaim serangan mereka di surat kabar itu atas nama al-Qaeda. Ketika mereka meninggalkan tempat kejadian di Charlie Hebdo, mereka membunuh seorang polisi yang terluka dan pergi.
Kouachi bersaudara saat itu bersembunyi di kantor percetakan dengan sandera lain. Ketiga penyerang tewas dalam penggerebekan polisi yang hampir bersamaan.
Dua hari kemudian, seorang kenalan mereka menyerbu supermarket halal pada malam Sabat Yahudi, mengklaim setia kepada ISIS. Empat sandera tewas dalam serangan itu.
Penyerang supermarket, Amedy Coulibaly, juga membunuh seorang polisi wanita muda.
Karikatur yang diterbitkan ulang minggu ini pertama kali dicetak pada tahun 2006 oleh surat kabar Denmark Jyllands Posten. Ini memicu aksi protes dengan kekerasan oleh umat Muslim yang menyebut pembuatan karikatur Nabi sebagai bentuk penghinaan.
Charlie Hebdo, yang terkenal karena sikap kontroversialnya, secara teratur membuat karikatur para pemimpin agama dari berbagai agama dan menerbitkannya kembali segera setelah itu. (*)