PALOPO — Pemerintah saat ini tengah bersiap menerapkan new normal atau atau tatanan kehidupan baru.
Hal ini dinilai Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palopo, Imam pribadi belum tepat untuk diterapkan.
“Harusnya new normal dilakukan ketika siklusnya sudah menurun. Kalau masih pandemi seperti ini, lalu tiba-tiba new normal diberlakukan, pasti memakan korban yang lebih banyak lagi,” kata Imam.
Mantan ketua Pemuda Muhammadiyah Palopo itu meminta pemerintah untuk menyiapkan terlebih dahulu infrastuktur sebelum menerapkan new normal.
“Siapkan dulu infrastrukturnya. Sekolah dan fasilitas umum harus disiapkan fasilitas pendukung seperti tempat cuci tangan, masker dan sebagainya,” katanya.
“New normal konsekuensinya manusia harus jaga imunitas. Perbanyak konsumsi vitamin. Bagaimana caranya konsumsi vitamin, beli beras saja masih ada yang susah,” tambahnya.
Olehnya itu, Imam meminta pemerintah pusat mengkaji ulang kesiapan negara dan masyarakat dalam penerapan new normal.
“Lebih baik fokus saja dulu memutus mata rantai penularan virus, jangan tambah membuat bingung masyarakat di tengah ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir. Pemerintah pusat juga perlu melihat secara komprehensif bagaimana kesiapan pemerintah daerah jika new normal itu benar-benar dilaksanakan,” beber Imam.
“Kesiapan yang saya maksud, ya penyediaan fasilitas cuci tangan ditempat umum, ketersediaan masker, ketersediaan vitamin dll. Sehingga prosedur pencegahan virus serta imunitas masyarakat selalu baik. Normalisasi kehidupan sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. Memang sangat dibutuhkan tetapi aspek keselamatan manusia juga harus menjadi prioritas,” tutup Imam. (asm)