MASAMBA — Pepatah tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik, bakal tersaji di pilkada Luwu Utara 2020 mendatang. Salah satu yang disorot adalah sikap Ketua PAN, Karemuddin. Pada pilkada lalu, ia menjadi Ketua Tim Pemenangan pasangan Arifin Junaidi-Andi Rahim yang menjadi rival Indah Putri-Thahar Rum.
Kini, setelah DPP PAN memutuskan untuk mengusung Indah Putri Indriani (IDP), terima atau tidak, Karemuddin harus menjadi kawan politik bupati incumbent itu. Karemuddin pun dengan tegas bersikap akan all out memenangkan IDP di pilkada mendatang.
” Itulah politik. Tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Bagi saya, siapapun lawan saat perhelatan politik saya akan bersungguh-sungguh dan all out untuk melawan. Begitupun dengan kawan politik, saya akan mendukung dengan total. Politik itu jangan dendam, apalagi Baper (Bawa perasaan),” katanya, Kamis (20/02/2020).
Karemuddin mengungkapkan, saat Arifin Junaidi menjabat bupati, dirinya menjadi lawan politik di DPRD. Namun, saat partainya mengusung Arjuna (Arjuna) di pilkada 2010, ia ditunjuk menjadi Ketua Tim Pemenangan. Kondisi yang sama terjadi saat ini.
Partainya memutuskan mengusung IDP. ” Rekomendasi partai itu urusan pusat dan saya harus tunduk. Saya ini hanya pekerja partai dan menerima konsekuensi jika melawan. Saya harus loyal ke partai,” tegasnya.
Wakil Ketua DPRD Luwu Utara inipun lalu membandingkan sikapnya dengan sejumlah politikus senior di Luwu Utara, seperti Luthfi Mutty. Pada pilkada 2015, Luthfi menyatu di barisan IDP-Thahar dan menang melawan Arjuna-Rahim. Kini kondisinya berbeda dan terbalik 180 derajat. Antara Luthfi dan Indah tak sejalan lagi dalam politik.
Begitu juga dengan sikap Arjuna ke Luthfi. Pada pileg 2019 lalu ungkap Karemuddin, Arjuna dan Luthfi keliling bersama untuk kampanye. ” Jadi intinya, jangan ada dendam dan benci dalam politik. Yang tidak boleh dalam politik itu adalah mensekutukan tuhan,” ujarnya.
Berapa waktu lalu, Karemuddin sempat menyatakan ingin maju di pilkada. Bahkan, ikut mendaftar di sejumlah partai. Hanya saja, dalam perjalanannya ia menarik diri.
” Saya realistis saja. Survei incumbent sangat tinggi. IDP punya modal untuk menang di pilkada. Ini juga yang menjadi salah satu pertimbangan sehingga PAN mengusung IDP,” tandasnya. (adn)