BANTUL – Cinta itu buta. Ungkapan itu sangat tepat disematkan pada seorang remaja berinisial H (15). Bagaimana tidak, hanya karena bermasalah dengan sang kekasih, dia mencoba mengakhiri hidupnya. Tidak tanggung-tanggung, remaja yang galau itu melompat ke jurang sedalam 20 meter di Watu Amben, Piyungan, Bantul.
Dilansir ritmee.co.id dari SINDOnews, peristiwa yang terjadi pada Kamis (2/7/2020) malam pukul 18.15 WIB sontak membuat geger pengunjung di kawasan itu. Beruntung nyawa korban berhasil diselamatkan. Remaja yang sedang patah hati ini mengalami luka yang cukup parah. Lengan kiri dan kaki kanannya patah.
Dari informasi yang berhasil dikumpulkan, kejadian berawal saat remaja itu baru saja menjual motornya di kawasan Piyungan, Bantul. Korban sempat bertemu dengan mantan kekasihnya DWS dan memberikan sebagian uang hasil penjualan motor sebesar Rp900 ribu untuk membayar utang. Korban dan mantan kekasihnya ini dikabarkan sedang ada masalah asmara.
Usai bertemu kekasihnya ini korban bersama empat temannya kemudian nongkrong di salah satu warung di kawasan Watu Amben, Dusun Pandean, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Di tempat ini mereka sempat memesan makanan dan minuman.
Sekitar pukul 18.15 WIB remaja yang tengah gundah hatinya itu pamit kepada temannya ke kamar mandi. Saat ke kamar mandi dia ditemani oleh seorang temannya. Namun tiba-tiba saja remaja itu berteriak sambil berusaha melompat ke jurang.
Temannya kaget, spontan dia berusaha mencegah. Usahanya hampir berehasil, dia sempat menarik tangan H, namun terlepas. Korban langsung jatuh ke dalam jurang setinggi 20 meter. Temannya kemudian berteriak minta tolong. Kawasan Watu Amben geger. Pengunjung dan pemilik warung di sekitar kejadian langsung berkerumun di tepi jurang.
Peristiwa itu selanjutnya dilaporkan ke aparat terkait. Tak berapa lama tim SAR gabungan datang ke lokasi dan langsung melakukan evakuasi. Sekitar pukul 21.00 WIB, remaja itu berhasil diangkat ke atas dan langsung dibawa ke RSUD Prambanan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. “Akibat kejadian tersebut tangan kiri dan kaki kanannya patah,” kata anggota SAR DIY Distrik Bantul, Bondan Supriyanto.
Di kawasan Watu Amben ini memang berdiri belasan warung di pinggir tebing curam. Mereka membuat bangunan permanen di tepi tebing. Setiap malam kawasan ini selalu dipenuhi anak muda kadang hingga dini hari. (*)