Jembatan Miring Tutup, Truk Hingga Mobil Tangki BBM untuk Lutra dan Lutim Terjebak Macet

Macet parah juga terjadi ke Bone-bone Luwu Utara, imbas akses jembatan miring tutup.

PALOPO — Sudah sepekan Jalan Trans Sulawesi di Kelurahan Jaya tepatnya di perbatasan kota Palopo dan Luwu bagian utara pada Kamis (4/11/2021) lalu. Penutupan jalur akibat jembatan miring yang menghubungkan kedua wilayah itu retak dan nyaris rubuh.

Jalur kendaraan pun diarahkan ke dua jalan alternatif. Kendaraan yang dari arah selatan (Palopo) menuju utara (Masamba) melalui jalur Padang Alipan – Tombang-Karetan (Luwu). Sedangkan dari arah (Masamba) menuju Selatan, dialihkan lewat jalur Rante Damai-Capkar- Salutete tembus Puskesmas Maroangin.

Bacaan Lainnya

Pengalihan jalan ini malah menimbulkan masalah baru. Selain jalan yang rusak akibat dilalui kendaraan bermuatan berat, juga terjebak macet. Truk hingga tangki BBM milik pertamina ikut terjebak hingga malam hari. Pasokan bahan bakar minyak (BBM) di kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur, terganggu. Selama ini suplai pengiriman BBM ke dua kabupaten ini berasal dari Karang-karangan. Akibat kondisi itu, BBM ikut langka. Kalaupun ada terjual, harganya naik berkali-kali lipat.

Pihak pertamina juga membenarkan kondisi itu. Senior Supervisor Communicattion and Relations Pertamina Regional Sulawesi, Taufik Kurniawan.

“ Sebagaimana kita ketahui, akibat jembatan miring yang mengalami keretakan di Telluwanua, pengiriman BBM kita lakukan melalui jalur alternatif yang juga dilalui oleh kenderaan umum dan pribadi sejak tanggal 30 Oktober 2021 lalu,” ujar Taufik Kurniawan.

Dijelaskan Taufik, bahwa pihak Pertamina selama ini melakukan pengiriman pada dua jalur alternatif, namun karena kondisi cuaca yang ekstrim, curah hujan yang tinggi sejak dua hari kemarin sehingga armada tangki pertamina terjebak, walaupun sudah dilakukan pengawalan oleh aparat kepolisian.

“ Nah, sejak tanggal 3 Nopember sebenarnya kita sudah melakukan antisipasi pengiriman melalui jalur Poso dan Kolonodale di Sulawesi Tengah hingga semua upaya terus kita lakukan demi menghadirkan BBM di lokasi (Luwu Utara dan Luwu Timur,” ujarnya.

“ Kami minta masyarakat jangan panik. Tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan. Kami juga minta aparat kepolisian untuk mengatur pelayanan (BBM) ke konsumen agar tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan demi meraup keuntungan,” tambah Taufik.

Begitupula peran aktif dari pemerintah daerah setempat untuk mengawasi penyaluran BBM ke konsumen agar stok BBM tetap stabil.

“ Untuk sementara BBM yang dipasok dari Poso dan Kolonodale ke Luwu Timur dan Luwu Utara rata-rata 160 ton perharinya. Jadi yang 160 ton itu merupakan back up saja , sementara kuota utama (kebutuhan) j sekitar 80 ton per hari juga tetap kami distribusi,” tutupnya. (*/asm)

Pos terkait