PALOPO — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Dinas Parekraf Palopo telah menyalurkan bantuan kepada tenaga kerja yang bergerak di sektor Pariwisata dan Ekonomi kreatif yang mengalami dampak Covid.
Bantuan berupa beras dan paket makanan siap saji itu disalurkan kepada 680 tenaga kerja di Sekretariat Gugus Tugas Covid-19 kota Palopo pada Selasa (30/6/2020). Namun bantuan tersebut mendadak viral di media sosial karena adanya beberapa bantuan yang tidak layak konsumsi.
Kemenparekraf melalui Koordinator Daerah penyaluran, Anto Burhan meluruskan adanya bantuan yang tidak laik konsumsi itu. Kata dia, ada penurunan kualitas disebabkan faktor alam dalam perjalanan atau masa pengiriman. Terlebih lagi bahan makanan ini tidak mengandung bahan pengawet dan waktu bertahan hanya sebulan.
“Tidak mungkin kita salurkan kalau sudah tahu dari awal bahwa tidak laik konsumsi. Ini namanya membunuh masyarakat,” kata Anto dibalik ponselnya Rabu (1/7/2020).
Anto menjelaskan, bantuan yang diberikan ada beberapa yang akan ekspayer tanggal 4 dan tanggal 7 Juli 2020. “Seandaianya sama semua ekspayer, oke lah salah yang produksi. Tapi ini hanya satu dua produk yang bermasalah, mungkin bagian atas pas dikirim. Andai semua berjamur (tidak laik konsumsi), artinya ini betul-betul ada kesalahan produksi. Tapi karena satu dua yang bermasalah, ini disebabkan faktor alam,” jelasnya.
Pihaknya lanjut Anto juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Parekraf Palopo sebagai penyalur untuk mendata atau menerima bantuan yang tidak laik konsumsi itu untuk selanjutnya diganti.
“Kami mohon maaf, tidak ada unsur kesengajaan. Ini faktor alam saat pengiriman. Kami meminta penerima untuk segera melapor ke Dinas Parekraf agar bantuannya bisa diganti,” tandasnya.
Terpisah, Kadis Parekraf Palopo, Ilham Hamid mengatakan pihaknya hanya menyalurkan bantuan dalam bentuk paket tersebut. “Kita hanya diminta kementerian untuk menyalurkan ke penerima sesuai data,” singkatnya.(asm)