Tomakaka Ba’tan Dikukuhkan, Pemkot Palopo Harap Pertahankan Warisan Adat dan Budaya

PALOPO – Sekretaris Daerah Kota Palopo, Firmanzah DP mewakikli walikota menghadiri prosesi adat Mappatongko Tomakaka Ba’tan. Mappatongko atau Pa’Patongkoan yakni tradisi Komunitas Ba’tan (wilayah kedatuan Luwu) untuk mengukuhkan seorang Tomakaka atau Ketua Adat.

Pengukuhan Hasnawir Baderu sebagai Tomakaka Ba’tan ini dilaksanakan di Permandian alam Batupapan Kelurahan Padang Lambe Kecamatan Wara Barat Kota Palopo, Senin, 24 Juli 2023.

Bacaan Lainnya

Sultan Zakir, Ketua Pelaksanaan kegiatan menyampaikan bahwa Mappatongko Tomakaka Ba’tan adalah sebuah prosesi adat yang dapat dimaknai sebagai sebuah prosesi pengukuhan seorang pemimpin dalam wilayah ka-Tomakakaan Ba’tan.

Pemimpin yang diharapkan dapat menaungi warga Ba’tan sesuai dengan nilai luhur ka-To Ba’tanan.

Tomakaka Ba’tan yang baru dikukuhkan, Hasnawir Baderu pada kesempatan itu juga langsung mengukuhkan badan pelaksana pengurusan adat Ketomakakan Ba’tan masa bakti 2023 sampai 2026.
Tomakaka Ba’tan mengungkapkan, yang akan diusung adalah adat yang selalu bersendikan nilai-nilai agama.

“Yang tidak bersendikan dengan nilai-nilai agama kita jauhkan dari diri kita semua. Jika ini yang kita lakukan, selalu bersendikan agama, maka insya Allah apa yang kita programkan ke depan akan berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Mewakili masyarakat ka-To Ba’tanan, Hasnawir Baderu meminta kepada Pemkot Palopo meminta izin untuk membangun rumah adat di tempat tersebut, lokasi permandian alam batu papan.

“Masyarakat Ba’tan menginginkan kepada pemerintah Kota Palopo dan seluruh unsur yang terkait mudah-mudahan diberikan izin untuk membangun rumah adat di tempat ini sehingga sejarah ke tomakanan tidak putus,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah, Firmanza DP, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat dari pemerintah kota palopo kepada Tomakaka Ba’tan yang baru saja dikukuhkan melalui prosesi adat.

Lanjut Sekda, terkait keinginan masyarakat KaTo Ba’tanan yang ingin tempat ini dibangun rumah adat, hal itu kemudian akan disampaikan kepada walikota.

“Dan saya kira jika pemerintah Kota Palopo sangat merespon hal tersebut. Karena Pemerintah kota juga sangat mengharapkan bahwa nilai-nilai luhur daripada adat dan budaya kita ini bisa kita pertahankan, bisa kita wariskan kepada anak cucu kita karena banyak nilai-nilai yang baik, nilai-nilai positif yang selama ini mungkin sudah terlupakan,” katanya.

“Nilai-nilai budaya kita misalnya kita dianjurkan untuk jujur, tegas untuk bisa dipegang kata-katanya. Satunya kata dengan perbuatan, untuk bisa menghormati orang yang lebih tua dari kita ini tentunya yang harus kita lestarikan. lempu getteng ada tongeng, itu yang selalu kami dengar,” jelas Sekda.

“Ini adalah nilai-nilai budaya yang mau tidak mau harus kita lestarikan dan kita wariskan kepada anak cucu kita. Karena ini sangat penting. Syariat agama juga mengajarkan kita pada hal-hal tersebut,” jelasnya.

“Oleh karena itu pemerintah sangat berharap bahwa dengan adanya lembaga-lembaga adat seperti ini dengan adanya kedatuan luwu, kita berharap generasi luwu yang baik, yang kemudian bisa kita bersama-sama membangun Luwu ini dan juga kita membangun kepribadian daripada anak cucu kita kelak. Ini tentunya harapan-harapan pemerintah Kota Palopo terhadap bagaimana kedepan ini bisa mewarisi nilai-nilai budaya,” sambungnya.

Kegiatan itu dihadiri Cenning Luwu, Andi Khusaimah Opu To RI Pajung, bersama dewan adat kedatuan Luwu, tokoh agama, Tokoh masyarakat dan warga KaTomakakaan Ba’tan dan undangan lainnya. (*)

Pos terkait