PALOPO — Muh Ifnu, siswa SMPN 12 Kota Palopo pada Senin (13/9/2021) lalu viral di media sosial. Dia viral setelah salah seorang gurunya memposting Ifnu ke sekolah dengan menggunakan celana SD merah dipadu kemeja SMP dan dasi serta topi SMP bekas dari kakaknya.
Saat ditelusuri oleh awak media, ternyata memang siswa tersebut belum memiliki seragam sekolah. Hari itu memang hari pertama walikota Palopo mengizinkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sejak diberlakukan belajar dari tumah Maret 2020 lalu. Hanya ada 8 Sekolah Dasar (SD) dan 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diizinkan melakukan PTM terbatas. Seluruh sekolah ini berada di bagian pelosok Kota Palopo.
Badan Amil Zakat (Baznas) Kota Palopo juga mendatangi kediaman Ibnu. Mereka melihat fakta, kondisi keluarga Ibnu tidak seperti yang beredar sebelumnya.
“Baznas Kota Palopo tadi sore dari rumah orang tuanya, dan hasilnya berita ini tidak benar. Mereka merasa dirugikan dengan pemberitaan ini, mohon sebelum berita diangkat, lakukan dulu verifikasi faktual. Kasian masyarakat kecil sudah kesulitan ekonomi, terhimpit lagi masalah yang tidak benar,” kata komisioner Baznas Palopo, Asad Syam menanggapi berita yang viral itu.
Asad menjelaskan, pihaknya melalui surveyor menemukan kondisi di lapangan, bahwa kedua orang tua anak ini tergolong mampu, bahkan sedang membangun rumah di samping rumahnya saat ini.
“Yang terjadi, anak ini (Ifnu) seragamnya belum lengkap tapi anak ini semangat untuk sekolah dan ada juga temannya yang dia ikuti. Jadi bila berpakaian demikian dikatakan tak mampu, simpulan surveyor kami keliru. Karena pengakuan orang tuanya jika mereka siap beli seragam, hanya kondisi stock belum lengkap,” terang Asad.
Terpisah, kepada awak media, Nurhayati (38) orangtua dari Ifnu mengatakan, saat hari pertama sekolah tatap muka, anaknya terpaksa menggunakan celana SD karena belum membelikan anaknya seragam.
“Iya karena belum punya seragam jadi terpaksa pakai celana SD-nya,” kata Nurhayati ditemui wartawan Rabu (15/9/21) lalu di kediamannya di Kelurahan Padang Lambe.
Di hari kedua PTM, Ifnu baru mengenakan seragam yang benar. Namun celana yang dikenakan bekas dari kakaknya yang ukurannya kebesaran dan sudah usang.
“Hari kedua saya kasih celana kakaknya. Tapi ukurannya kebesaran dan sudah usang. Saya minta dia sabar dulu pakai saja yang lama,” ucapnya.
Orang tua bercerita bahwa anak ketiganya tersebut begitu semangat bersekolah. Bahkan ia harus menempuh jarak 3 kilometer dengan berjalan kaki menuju sekolah. (*)