PALOPO — Dunia pendidikan di kota Palopo kembali tercoreng. Salah seorang siswi SMP mengalami kisah memilukan. Ia diperkosa oleh delapan pemuda secara bergiliran. Kejadiannya tidak hanya sekali, tapi berkali-kali.
Gadis berusia 16 tahun itu direnggut kesuciannya secara tragis. Diberi arak jenis ‘ballo’, minuman tradisional di kota Palopo yang terbuat dari sari pohon aren.
Kejadian ini bermula saat korban menjalin hubungan asmara dengan MR (18). Pada Jumat (24/1/2025), MR menjemput korban di rumah neneknya. MR lalu membawa korban di sebuah bengkel yang terletak di Jalan kH Ahmad Razak, kelurahan Tompotikka Kecamatan Wara.
Di bengkel itu, korban dipaksan minum ballo. Juga terdapat pelaku lainnya inisial L (20) dan A (18) yang saat ini masih buron. Beberap menit kemudian, korban diseret ke dalam sebuah kamar. Dalam kamar itulah, pelaku MR, L dan A melancarkan aksinya. Mereka bergantian menodai tubuh korban.
“Di sana, korban sempat dipaksa meminum ballo sebelum dibawa masuk ke kamar dan disetubuhi secara bergantian MR, L, dan A (DPO),” kata KasiHumas Polres Palopo, AKP Supriadi.
Belum puas dengan aksinya, pelaku kembali membawa korban ke rumahnya di Jalan Cempaka Kelurahan Pajalesang, Kecamatan Wara. Di sana, selama dua hari Sabtu-Minggu (25-26/1/2025) korban kembali diperkosa secara bergilir. Tidak hanya tiga orang, tapi kini delapan orang. Polisi telah menangkap 4 pelaku, sedangkan 4 pelaku lainnya masih buron.
“Identitas pelaku yang telah diamankan ialah MR (18), A (18), L (20), dan F (18). Selain itu, 4 orang lainnya inisial D, A, Y, dan R, masih DPO,” beber AKP Supriadi dalam keterangannya, Selasa (28/1/2025).
“Para pelaku dijerat Pasal 81 Ayat (2) dan (3) juncto Pasal 76D UU RI No. 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman pidana minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun penjara,” tegas AKP Supriadi.
AKP Supriadi menyampaikan keprihatinannya atas kasus ini dan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap pergaulan anak-anaknya.
“Kami berharap masyarakat, terutama orang tua, lebih mengawasi kegiatan dan pergaulan anak mereka. Kasus ini menjadi peringatan penting agar kita semua lebih peduli terhadap keselamatan anak-anak, terutama dari ancaman lingkungan yang tidak sehat,” ujarnya.
AKP Supriadi juga meminta agar masyarakat segera melaporkan segala bentuk kejahatan terhadap anak ke pihak berwenang.
“Kami siap menindak tegas setiap pelaku kejahatan terhadap anak demi menjaga masa depan generasi muda,” imbuhnya.
Aparat kepolisian saat ini masih mengejar sejumlah nama yang terlibat dalam kasus tersebut. Mereka juga telah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).(*)