PALOPO — Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarskat Adat Peta melakukan aksi penolakan penggarapan lahan di wilayah pegunungan kelurahan Peta, Kecamatan Sendana, Minggu (27/2/2022).
Fadly, yang tergabung dalam aksi tersebut mengatakan perambahan hutan yang dilakukan oleh orang atau kelompok itu bisa mengancam kehidupan masyarakat khususnya yang berada di bagian kota Palopo.
“Hutan yang digarap itu selama ini dilindungi oleh nenek moyang kami. Memang bukan hutan lindung, tapi dari dulu sudah kesepakatan masyarakat agar tidak digarap karena termasuk hutan penyangga,” kata Fadly.
“Kalau terus dibiarkan, akan menjadi bom waktu. Kota Palopo akan tenggelam jika dibiarkan secara terus menerus,” tambah Fadly.
Saat mendatangi lokasi, aliansi menemukan alat berat tengah beroperasi membuka jalan.
Terpisah, Lurah Peta, Baslan yang dikonfirmasi mengatakan tidak mengetahui adanya aksi warga. Namun dia membenarkan memang ada alat berat yang tengah membuka jalan untuk perkebunan serta akses penghubung.
“Tidak ada hutan lindung di Peta. Itu lahan masyarakat, warga yang bikin jalan,” kata Baslan dibalik ponselnya.
Soal kerawanan bencana bagi masyarakat kota Palopo, Baslan menyebut itu hanya cerita.
“Cerita itu. Apanya yang rawan, itu jalan ke Bastem harusnya dihentikan kalau memang rawan,” terang Baslan.
Warga yang membuka lahan tersebut juga telah menyampaikan ke pemerintah setempat.
“Sudah pernah disampaikan, bahkan saya juga tinjau ke atas. Dan memang sudah ada badan jalan. Tinggal diperbaiki lagi,” bebernya. (*)
Simak video saat Aliansi Masyarakat Adat Peta mendatangi lokasi pembukaan lahan berikut.