Kekurangan Petani Milenial, Pemkab Kutim Bakal Modernisasi Alat Pertanian

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman saat menghadiri Rakor DTPHP Kutim.

KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) bakal melakukan modernisasi terhadap peralatan pertanian. Modernisasi ini dilakukan untuk memajukan sektor pertanian Kutim.

Kepastian itu diungkapkan Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman usai membuka Rapat Koordinasi (rakor) pertanian dan peternakan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutim di Hotel Royal Victoria Sangatta, Jumat (7/6/2024).

Bacaan Lainnya

Ardiansyah menjelaskan Kutai Timur memiliki potensi besar dalam bidang pertanian. Namun, terkendala jumlah lahan sawah yang kurang. Untuk itu, pihaknya bakal memperluas lahan sawah.

Tak hanya itu, kendala lain yang dihadapi Kutim adalah jumlah petani yang kurang. Kebanyakan petani di Kutim sudah lanjut usia, sementara para pemuda lebih memilih bekerja di bidang lain ketimbang jadi petani.

Lantaran hal inilah, Bupati Kutim ingin melakukan modernisasi alat pertanian. Hal itu dianggap sebagai solusi dalam mengatasi kekurangan petani.

“Karena kurangnya petani milenial, kami bermaksud melakukan modernisasi alat pertanian. Modernisasi alat pertanian ini, diharapkan jadi solusi dari terbatasnya jumlah petani di Kutim,” ujar Ardiansyah.

“Mudah-mudahan ini dalam 1 atau 2 tahun kedepan bisa mengantikan tenaga petani yang memang kurang. Untuk memperluas lahan sawah, awal tahun 2024 ini kami harapkan ada 2.000 hektare lahan baru,” jelas Ardiansyah Sulaiman.

Sementara itu, Kepala DTPHP, Dyah Ratnaningrum memaparkan daerah-daerah yang berpotensi untuk dilakukan cetak sawah. Daerah itu antara lain, Kombeng, Bengalon, dan Long Mesangat.

“Dalam waktu dekat ini kami bakal cetak sawah 90 hekater di Miau Baru, Kombeng,” kata Dyah Ratnaningrum.

Dyah juga menjelaskan potensi pertanian di Kutim. Seperti, ada beberapa potensi yang sebenarnya sawahnya sudah ada, namun ditinggalkan pemiliknya atau tidak digarap dengan baik.

“Berdasarkan peta LP2P, kita masih mempunyai Kurang lebih 5.000 hekater cadangan lahan yang bisa diolah jadi sawah. Akan tetapi, ada tidak pengelolanya,” ujar Dyah.

“Saat ini, petani kita sudah sepuh-sepuh. Sementara para milenial banyak kerja di bidang lain luar pertanian,” sambungnya.

Untuk itu, pihak akan melakukan identifikasi terlebih dahulu sebelum melakukan cetak sawah. Hal utama yang mereka identifikasi adalah siapa yang mengelola sawah tersebut nantinya.

Untuk pembelian alat pertanian modern ini, Dyah menjelaskan dananya bersumber dari APBD. Selain itu mereka akan disupport ABPN.

“Kita disupport APBN karena program ini Inline dengan program Kementerian pertanian RI, yakni modernisasi alat mesin pertanian. Usulan sudah dikirim, karena ini programnya sejalan dengan Kementerian Pertanian, kami disambut baik Kementerian Pertanian,” imbuhnya.

Dia berharap, segala upaya Pemkab Kutim dalam bidang pertanian ini memberikan dampak positif bagi sektor pertanian di masa depan. (adv)

Pos terkait