Luwu Timur Mencekam, Intimidasi dan Sweeping Ilegal Warnai Masa Tenang, Masyarakat Sipil Jadi Korban

LUTIM – Ketegangan menjelang Pilkada di Luwu Timur meningkat seiring dengan aksi razia yang dilakukan oleh simpatisan salah satu pasangan calon (paslon).

Warga mengaku menjadi korban penggeledahan paksa di jalan hingga penggerebekan rumah, menimbulkan keresahan dan ketakutan di tengah masyarakat.

Bacaan Lainnya

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terdengar tudingan bahwa mantan kepala desa bernama Sadirin terlibat dalam penggerebekan rumah warga bernama Rohani.

“Mantan desa Sadirin datang menggerebek rumah Rohani. Biar tasnya apa diperiksa semua,” ujar seorang pria dalam rekaman tersebut.

Selain itu, beberapa warga melaporkan mereka dihentikan di jalan dan diperiksa paksa kelompok yang diduga simpatisan salah satu paslon.

Ahmad Yani, warga Kecamatan Angkona, mengaku dirundung dan diinterogasi ketika hendak membeli pulsa data.

“Saya dihentikan, ditanya dengan nada tinggi, bahkan dipaksa membuka bagasi motor. Semua ini direkam oleh mereka,” ungkap Ahmad, yang telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

Hal serupa dialami Marliyanti Randa, warga yang dihentikan di Kecamatan Tomoni saat hendak berkunjung ke rumah keluarganya.

“Saya dipaksa buka bagasi mobil tanpa alasan jelas. Padahal saya hanya ingin mengunjungi keluarga,” keluhnya.

Tindakan intimidatif ini telah memicu ketakutan di kalangan masyarakat, yang merasa hak privasi mereka dilanggar.

Pihak kepolisian telah menerima sejumlah laporan terkait kejadian ini dan diharapkan dapat segera mengambil tindakan untuk menjaga keamanan selama masa Pilkada.

Situasi ini menyoroti perlunya pengawasan ketat dan penegakan hukum agar proses demokrasi di Luwu Timur berlangsung aman dan damai. (*)

Pos terkait